TEMPO.CO, Chiang Rai - Sebanyak 17 siswi dinyatakan tewas dalam insiden kebakaran di sebuah asrama wanita di Thailand bagian utara. Seorang polisi yang sedang bertugas mengatakan siswi lainnya masih belum ditemukan. Ada pula yang terluka.
"Api menyambar sekitar pukul 11.00 minggu malam (waktu setempat). Sebanyak 17 siswi meninggal dunia, dua dinyatakan hilang, dan lima lainnya terluka," kata Kolonel Polisi Prayad Singsin, Komandan Distrik Vingpatao, di Chiang Rai.
Prayad menambahkan, kondisi dua siswi yang terluka sangat memprihatinkan. Sekolah ini, yang merupakan milik sebuah yayasan lokal, merupakan asrama bagi gadis berusia 3-13 tahun. Polisi lainnya mengatakan sekolah tersebut merupakan rumah bagi siswa kurang mampu dari suku bukit lokal di daerah pegunungan.
"Saat ini api sudah padam. Namun penyebab timbulnya api masih diselidiki," ujar Prayad.
Foto-foto yang beredar di halaman Facebook sekolah memperlihatkan petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api di bangunan dua lantai tersebut.
Suku Bukit memang berada di luar jangkauan perhatian negara. Selain kesulitan akses pendidikan, mereka terlambat mendapatkan akses kesehatan.
Wilayah mereka yang miskin sering menjadi tempat penyelundupan narkotik. Daerah tersebut dikenal sebagai Segitiga Emas dan berbatasan dengan Laos serta Myanmar. Thailand memiliki kualitas kesehatan yang buruk. Kecelakaan juga sering terjadi di sana.
THE GUARDIAN | LARISSA HUDA