TEMPO.CO, Manila- Wali kota terpilih Cebu di wilayah tengah Filipina Tomas Osmena mengikuti jejak Presiden baru negara itu, Rodrigo Duterte soal memberantas kejahatan. Ia menawarkan imbalan kepada polisi ataupun warganya untukmembunuh penjahat.
Osmena mengatakan dirinya akan membayar polisi ataupun masyarakat sebesar 50.000 peso (Rp 14,6 juta) untuk setiap penjahat yang tewas dan 5.000 peso (Rp 1,5 juta) untuk setiap penjahat yang terluka.
"Jika kamu membunuh seorang penjahat ketika bertugas, kamu akan diberikan imbalan, tidak ada persoalan. Saya di sini untuk membantu polisi dan bukan menuntut mereka," kata Osmena seperti dilansir ABC.AU pada 20 Mei 2016.
Baca juga: Duterte Berlakukan Kembali Hukuman Mati di Filipina
Menurut Osmena, tujuan menawarkan imbalan bagi pembunuh penjahat adalah memberikan rasa takut kepada penjahat. Dan, jika para penjahat tersebut berulah berarti mereka mengajaknya untuk perang.
Meskipun begitu, wali kota yang mengalahkan calon petahana, Michael Rama, menekankan bahwa setiap pembunuhan harus legal atau sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan senjata yang digunakan harus berlisensi.
Ketika ditanyakan mengenai dari mana sumber uang imbalan tersebut berasal, Osmena tidak menjelaskannya, hanya mengatakan bahwa yang pasti tidak berasal dari anggaran daerah.
Namun, kalangan kelompok hak asasi khawatir tawaran imbalan tersebut akan menjurus ke kemungkinan terjadinya praktek main hakim sendiri.
Pernyataann kelompok hak asasi itu muncul saat menyerahkan hadiah berupa sejumlah uang kepada seorang polisi Cebu, Juliyus Sadaya Regis, yang berhasil melukai dua perampok pada Selasa lalu.
PHIL STAR|ABC.AU|YON DEMA