TEMPO.CO, Mosul - Seorang gadis Irak 12 tahun meminta ibunya memaafkan para pembunuhnya setelah ia dibakar oleh ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Gadis yang tak disebutkan namanya itu dibakar di rumah keluarganya di Mosul, Irak. Ia meninggal saat dirawat di rumah sakit.
Dikisahkan sebagaimana dilansir dari laman Premier Christian Radio, Kamis, 19 Mei 2016, gadis itu sedang berada di kamar mandi saat ekstremis ISIS meminta ibunya membayar uang denda. ISIS diketahui sering memeras kelompok minoritas, seperti Kristen, Syiah, dan muslim Alawite. Ibu dan gadis itu penganut Kristen.
Ibunya mengatakan akan membayar, tapi meminta milisi ISIS menunggu sampai anak gadisnya keluar dari kamar mandi. Milisi menolak dan mulai membakar rumah dari kamar mandi tempat di mana gadis itu berada.
Aktivis hak asasi manusia dari Road of Success, Jacqueline Isaac, mengatakan milisi ISIS berada di pintu dan memberikan dua pilihan kepada ibu gadis itu: keluar dari Mosul atau membayar sejumlah uang.
"Dia (Ibu) mengatakan, 'Saya akan membayar, beri saya beberapa detik, putri saya ada di kamar mandi'. Mereka (ISIS) mengatakan, 'Anda tidak memiliki beberapa detik', dan mereka membakar rumah dengan obor dari kamar mandi," kata Isaac menirukan ucapan milisi ISIS kepada ibu korban.
Isaac mengatakan gadis itu sempat berusaha melarikan diri. Ia menderita empat luka bakar. Sang ibu berusaha menolong, bergegas ke rumah sakit, tapi gadis itu meninggal dalam pelukannya di rumah sakit.
Sebelum meregang nyawa, korban meminta ibunya mengampuni orang-orang yang telah menyakitinya. Hal terakhir yang dikatakan gadis itu: "Maafkan mereka."
ISIS telah menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang direbut sejak Juni 2014.
PREMIER CHRISTIAN RADIO | MECHOS DE LAROCHA
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Saipul Jamil Tatap Mata Korban, Ada Peragaan & Soal Celana