TEMPO.CO, Bangkok - Pengadilan di Thailand mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin biksu Kuil Dhammakaya, Phra Dhammachayo, yang diduga menerima donasi ilegal (pencucian uang) sekitar 1,2 miliar baht atau sekitar Rp 442, 2 miliar.
Surat perintah penangkapan yang dikeluarkan pengadilan pada Selasa, 17 Mei 2016, memantik ketegangan antara polisi Thailand dan para pendukung biksu paling berpengaruh itu. Pengadilan memerintahkan Phra mengikuti sidang pada 26 Mei untuk mendengar tuduhan pencucian uang dan penanganan uang yang dicuri. Jika terbukti bersalah, ia akan dipenjara hingga 20 tahun. Menurut penyidikan polisi, biksu ini lalai melaporkan jumlah uang yang masuk ke kuilnya.
Kuil Dhammakaya dikenal dekat dengan jaringan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Thaksin menjadi figur sentral kegaduhan politik di Thailand selama ini. Ia tinggal di pengasingan setelah didongkel dari jabatannya.
Seperti dilansir dari Channel News Asia, biksu 72 tahun itu dituduh sebagai pelaku utama atas dugaan terjadinya skandal miliaran dolar tersebut. Ia diduga tidak melaporkan hadiah-hadiah yang diterimanya, seperti mobil-mobil mewah, hingga terlibat skandal seks dan narkoba.
Dhammakaya membantah tuduhan yang dialamatkan kepada pemimpin kuil itu. Phra tidak melaporkan dana dan hadiah yang diterimanya ke aparat berwenang karena usianya sudah tua.
Kasus ini, menurut Dhammakaya, dikhawatirkan akan menimbulkan bentrokan antara polisi dan jutaan pendukung kuil mewah di Bangkok utara itu. Pada Februari lalu, pendukung kuil ini juga terlibat bentrok dengan aparat.
"Kami menyesal otoritas telah mengeluarkan surat perintah penangkapan, tapi murid-murid Dhammakaya tidak ingin mengerahkan massa demi aturan hukum," kata Ong-art Dhamnitha, perwakilan dari pengikut sekte ini, kepada wartawan, Rabu, 18 Mei 2016.
Kepala Departemen Investigasi Khusus Thailand mengatakan pihaknya memang menghindari konfrontasi. Aparat akan menemukan cara lain untuk menangkapnya.
Beberapa pengamat mengatakan kuil Dhammakaya yang terkait erat dengan Thaksin memperdaya umatnya dengan ajaran teologi kemakmuran yang mempromosikan sumbangan dengan imbalan karma yang baik.
CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA