TEMPO.CO, New Delhi - Para aktivis lingkungan di India mengatakan kondisi Taj Mahal darurat menyusul serangan serangga dan pencemaran udara. Mereka khawatir serangan itu akan mengubah warna cemerlang dari makam indah tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, udara di sekitar situs yang menjadi salah satu keajaiban dunia itu dicemari dengan polusi yang buruk. Hal tersebut dikhawatirkan secara permanen bisa menggelapkan tembok putihnya.
Ditambah lagi dengan serangga yang berkembang biak begitu banyaknya. Terutama yang hidup di sepanjang tepi Sungai Yamuna yang tercemar di dekatnya. Serangga-serangga tersebut, yang terbang dan kawin dekat situs Taj Mahal, akan menumpahkan zat hijau ke dinding bangunan sehingga terlihat kotor dan tidak indah lagi.
"Noda hijau di dinding belakang Taj Mahal merupakan residu dari klorofil yang dikonsumsi serangga. Jika tidak segera ditangani, itu akan membuat perubahan warna yang permanen bagi situs tersebut," kata Girish Maheshwari, Kepala Departemen Entomologi di College St John Agra, yang menganalisis masalah tersebut untuk Survei Arkeologi India.
Seorang aktivis lingkungan di Agra, D.K. Joshi, mengatakan Sungai Yamuna sangat tercemar dan akan membawa dampak buruk bagi Taj Mahal. "Pencemaran Sungai Yamuna kini semakin buruk. Itu akan sangat mengganggu situs Taj Mahal," ujar Joshi, seperti dilansir NY Times pada 17 Mei 2016.
Selain itu, kasus serangan serangga tersebut telah mengganggu kenyamanan para wisatawan yang berkunjung. Samir Uberoi, yang menjalankan sebuah perusahaan wisata yang berbasis di Mumbai, mengunjungi Taj Mahal dua kali dalam dua minggu terakhir dan tidak melihat perubahan.
Puneet Dan, pemandu wisata di Agra, mengatakan dia melihat perubahan warna pada dinding batas dari Taj Mahal dan di belakang monumen. Ia pun berusaha meyakinkan para wisatawan bahwa pemerintah India tidak membiarkan salah satu monumen terbesar di dunia itu berubah menjadi hijau.
NY TIMES | YON DEMA
Baca juga:
Karyawati Diperkosa & Ditusuk Gagang Cangkul: Ini 3 Setan Pemicunya
Karyawati Diperkosa & Dibunuh: 31 Adegan, Pelaku Sempat Bercumbu