TEMPO.CO, Bangkok - Kementerian Transportasi Thailand menghentikan operasional layanan transportasi online, yakni ojek online UberMoto dan Grab Bike. Menurut seorang pejabat senior di Kementerian Transportasi, Nunthapong Cherdchoo, penutupan layanan dilakukan karena UberMoto dan Grab Bike memicu konflik dengan mereka yang mendaftar untuk layanan taksi.
Layanan transportasi online berbasis sepeda motor tersebut sangat populer di kalangan penduduk di kota-kota di Thailand yang sering mengalami kemacetan. Dengan demikian, menggunakan jasa ojek yang gampang menyelinap dalam kemacetan lalu lintas menjadi pilihan populer di kalangan masyarakat Negeri Gajah Putih tersebut.
Terdapat sekitar 186.000 sepeda motor yang terdaftar untuk menyediakan layanan ojek di Thailand dengan hampir setengahnya berada di Bangkok.
Menanggapi penghentian operasional layanan transportasi online, Grab Bike menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah itu. "Grab Bike menawarkan layanan menghindari kemacetan lalu lintas di Bangkok, kota paling padat di dunia," demikian pernyataan Grab yang berbasis di Singapura. "Staf kami dilatih dengan baik dan diasuransikan."
Adapun perwakilan Uber belum dapat dimintai keterangan ataupun tanggapan terkait dengan penghentian tersebut. Uber mulai meluncurkan layanannya di Bangkok pada Februari lalu.
Berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, Uber telah berkembang dengan pesat di seluruh dunia. Namun Uber menghadapi protes, larangan, dan pembatasan di sejumlah kota.
REUTERS | YON DEMA