TEMPO.CO, Washington - Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, mengungkapkan keinginannya berbicara empat mata dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, untuk mencoba menghentikan program nuklir Pyongyang.
Trump siap mengusulkan perubahan besar dalam kebijakan Amerika terhadap negara komunis itu. "Saya akan berbicara dengan dia. Saya tidak punya masalah jika harus berbicara dengannya," kata Trump, seperti dilansir laman Channel News Asia.
Ditanya apakah dia akan mencoba meyakinkan pemimpin Korea Utara itu, Trump menjawab, "Tentu saja." Namun Trump menolak merinci rencana pembicaraannya dengan Kim Jong-un.
Trump, 69 tahun, juga mengatakan akan menekan Cina, pendukung diplomatik dan ekonomi utama Pyongyang, untuk membantu menemukan solusi.
"Aku akan menekan Cina karena ekonomi kita memiliki kekuatan yang luar biasa atas Cina," ucap Trump dalam wawancara di kantornya, Trump Tower, di Manhattan lantai 26. "Cina bisa memecahkan masalah itu dengan satu pertemuan atau satu panggilan telepon."
Perwakilan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dimintai komentar tidak segera menanggapi pernyataan Trump.
Walau bagaimanapun, rencana Trump itu kontras dengan kebijakan Presiden Barack Obama yang mengandalkan pejabat senior Amerika untuk berbicara dengan pejabat senior Korea Utara.
Obama belum terlibat secara pribadi dengan Kim Jong-un. Namun Obama telah melakukan terobosan diplomatik dengan Iran yang menghasilkan kesepakatan nuklir dan Kuba yang menghasilkan pemulihan hubungan kedua negara.
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menolak menanggapi langsung komentar Trump. Tapi dia menuturkan Korea Selatan dan Amerika Serikat berkomitmen bahwa denuklirisasi adalah prioritas utama dalam setiap dialog dengan Korea Utara.
"Korea Utara harus menghentikan ancaman dan provokasi serta menunjukkan komitmen yang tulus untuk tindakan denuklirisasi," ujar pejabat ini melalui telepon.
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA