TEMPO.CO, Jakarta - Tiga bom meledak di Bagdad, Irak, hingga menewaskan 70 orang dan melukai lebih dari seratus orang lainnya. Tiga lokasi ledakan bom itu adalah pasar di tenggara Irak, di distrik Syiah, dan di dekat Kota Sadr, yakni berupa sebuah bom mobil.
Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi Selasa, 17 Mei 2016. Pelaku pengeboman diketahui melemparkan granat tangan dan menggunakan ikat pinggang disertai bom rakitan. Salah satu pelaku yang berhasil teridentifikasi adalah Abu Khattab al Iraqi.
“Pelaku menggunakan rompi yang sudah dilengkapi bom yang ditanam di dalamnya,” ujar juru bicara Keamanan Operasi Bagdad kepada media setempat, seperti dilansir Aljazeera, Rabu, 18 Mei 2016. Berdasarkan penyelidikan awal, terungkap salah satu pelaku adalah seorang wanita.
Serangan-serangan itu terjadi di jam sibuk warga sipil sehingga banyak korban berjatuhan. Sebelumnya, ISIS juga mengklaim menjadi dalang serangan bom yang terjadi pada akhir pekan lalu dan menewaskan hingga seratus orang.
Jumlah serangan ISIS di Bagdad pun terus meningkat sejak Juni 2014. ISIS berfokus pada wilayah perbatasan dan berperang di area itu. Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi memutuskan melakukan serangan balik melawan ISIS, salah satunya menerima bantuan koalisi dari Amerika Serikat.
ALJAZEERA | GHOIDA RAHMAH