TEMPO.CO, Riyadh - Arab Saudi berencana meluncurkan sebuah pusat kerja sama operasi keamanan yang terbesar dan paling modern di Timur Tengah.
ABNA24 melaporkan pada 16 Mei 2016, pusat kerja sama operasi keamanan atau National Centre for Joint Security Operations tersebut akan memiliki akses ke 18 ribu kamera pengintai keamanan yang akan terhubung dengan aplikasi pada ponsel pintar (smartphone) yang diakses oleh 1.600 petugas baru yang terlatih.
Tidak dijelaskan kapan pusat keamanan tersebut secara resmi akan dibuka. Namun, berdasarkan informasi dari The Saudi Gazzete, pengendalian keamanan jalanan sudah mulai dioperasikan dari pusat keamanan itu.
Pihak berwenang secara bertahap akan menyediakan layanan panggilan darurat kepada seluruh warga Arab Saudi yang mendapat masalah terkait dengan keamanan. Panggilan tersebut kemudian akan diteruskan ke pusat keamanan baru dalam hitungan detik.
Semua petugas yang akan mengelola pusat keamanan fasih berbahasa Inggris dan mereka dilatih di luar negeri tanpa mengungkapkan secara spesifik di negara mana tepatnya.
Pusat keamanan ini akan memiliki dua layar raksasa dengan gambar dari 18 ribu kamera keamanan dapat terlihat semuanya.
Pusat ini sebelumnya dikenal sebagai Pusat Komando dan Pengendalian namun hanya terkoordinasi dengan layanan keamanan saja. Sedangkan pusat yang baru akan terintegrasi dengan semua hal yang berkaitan dengan keamanan sehingga lebih efisien.
Pusat pengendalian keamanan yang baru tersebut dibangun menyusul pemantau keamanan yang dianggap gagal total dalam menjalankan tugas demi menjamin keamanan ribuan jemaah haji pada 24 September tahun lalu. Saat itu terjadi kesalahan pengaturan lalu lintas sehingga mengakibatkan ribuan orang dari berbagai negara meninggal, termasuk sejumlah warga Indonesia.
ABNA 24 | ME EYE | YON DEMA