TEMPO.CO, Suriah - Penyerangan terjadi di kamp penampungan pengungsi di Suriah. Peristiwa itu menyebabkan 12 ribu orang terjebak. Organisasi amal internasional mengatakan jalan terakhir yang tersisa untuk keluar Khan Eshieh, penampungan pengungsi rakyat Palestina di dekat Damaskus, ditutup pekan ini oleh penembak jitu atau sniper.
Di antara para pengungsi yang terjebak itu, 3.000 di antaranya anak-anak. Mereka kehabisan makanan dan obat-obatan karena bertahan dari tembakan, bom, dan sniper.
Save the Children mengatakan tiga pemuda dilaporkan tewas ketika mencoba kabur dari penampungan saat ribuan bom dijatuhkan ke area tersebut.
Ada lebih dari satu juta orang yang terjebak dalam pengepungan di Suriah. Sebagian besar terjebak dalam blokade yang diatur pemerintah Assad. Pemblokiran pengiriman bantuan menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemerintah Suriah mengirim bantuan ke daerah yang terkepung.
Sonia Khush, Kepala Program Selamatkan Anak-anak Suriah, mengatakan, meskipun sudah ada gencatan senjata, orang-orang di seberang wilayah masih menderita akibat pengepungan dan pengeboman.
“Masyarakat di Khan Eshieh menuturkan kepada kami bahwa obat-obatan terbaik, bahan bakar, dan tepung hampir habis,” ucap Khush. “Dan harga pangan sudah naik dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir.”
Pada Kamis, 12 Mei 2016, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Palang Merah, dan Bulan Sabit Merah pergi ke Darayya. Namun misi itu gagal, dan mereka terpaksa harus balik arah setelah tujuh jam melakukan negosiasi di pos pemeriksaan terakhir sebelum kota tersebut. Mereka menghadapi rintangan yang tak terduga. Pasukan yang dipimpin Maher al-Assad mencegah masuknya konvoi, sehingga misi itu dibatalkan.
MAYA AYU PUSPITASARI | THE GUARDIAN