TEMPO.CO, Jakarta - Investor superkaya asing yang mempunyai properti di London tampaknya bakal menjual beberapa mansion dan penthouse-nya menyusul adanya pengenalan aturan antikorupsi yang akan membuka kerahasiaan perusahaan offshore.
Agen properti terkemuka Inggris, Trevor Abrahmsohn, mengatakan para kaum oligarki, pemilik media, dan miliuner teknologi dari seluruh dunia juga akan mengurungkan niatnya membeli rumah di Inggris karena tak lagi bisa menjaga kerahasiaan identitasnya lewat pembelian melalui perusahaan offshore.
Pemilik Glentree Estates yang telah menjual properti kepada para miliuner dari Rusia, Nigeria, dan Cina itu mengatakan kewajiban setiap perusahaan asing yang membeli properti di Inggris untuk bergabung dalam daftar umum kepemilikan yang menguntungkan akan mendorong orang kaya kabur. Hal itu juga akan mencegah koruptor menggunakan pasar properti di London untuk menyembunyikan hasil kejahatannya pada perusahaan offshore yang ada di Kepulauan Cayman dan British Virgin.
Abrahmsohn menyatakan sebagian besar pelanggannya berinvestasi melalui perusahaan offshore.
Peraturan antikorupsi itu diperkenalkan Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Kamis, 12 Mei 2016. Peraturan ini juga berlaku untuk perusahaan yang memiliki aset di Inggris. Dengan demikian, rincian nama puluhan ribu orang yang memiliki perusahaan akan secepatnya diketahui publik. Sekitar 100 ribu properti di Inggris dimiliki perusahaan asing dan lebih dari 44 ribu ada di London.
Satu dari tiga apartemen di The Bishops Avenue, yang dikenal sebagai kawasan “Barisan Miliarder”, di London utara dimiliki perusahaan offshore. Sedangkan sebagian besar dari blok apartemen mewah yang baru telah dibeli perusahaan offshore yang menyembunyikan identitas pemilik aslinya.
“Mereka mungkin menjual jika bisa,” ucap Abrahmsohn. “Privasi penting bagi beberapa klien saya. Mereka punya alasan yang bagus, misalnya untuk melindungi keluarga mereka.”
MAYA AYU PUSPITASARI | THE GUARDIAN