TEMPO.CO, London - Perdana Menteri Inggris David Cameron ragu akan komitmen Amerika Serikat dalam koalisi melawan korupsi global. Sebab, menurut Cameron, Amerika lemah dalam transparansi pajak dan tingkat independensi pajaknya jauh lebih rendah di bawah Inggris.
Cameron menyampaikan hal itu dalam penutupan forum antirasuah, Anti-Corruption Summit London 2016. Pada pertemuan tersebut, tak kurang ada 40 negara yang berpartisipasi, termasuk Amerika. Adapun komitmen yang disepakati dalam forum itu, selain perlawanan terhadap korupsi, adalah mengupayakan pemulihan aset dan komitmen melawan penghindaran pajak.
Baca juga: Forum Antirasuah Akan Pulihkan Aset Dunia yang Dicuri
Secara khusus, Cameron mengingatkan Amerika dan negara-negara lain mempersiapkan tindak lanjut dari konferensi itu sebaik mungkin. “Kita harus bekerja sama dengan seluruh negara di dunia, mengajak mereka berkomitmen melakukan ini agar berjalan efektif,” katanya, seperti dilansir The Guardian, Jumat, 13 Mei 2016.
Menanggapi pernyataan Cameron, Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan perlawanan terhadap korupsi berada dalam prioritas untuk keamanan masa depan, bahkan melebihi komitmen melawan terorisme. “Kita semua berjuang untuk itu,” ujarnya.
Kerry berujar korupsi menjadi musuh bersama dan harus dihadapi. “Alih-alih menutup pintu, kita harus menjunjung keterbukaan sistem,” tuturnya. Dalam kesempatan tersebut juga diumumkan hasil kesepakatan bersama untuk membentuk forum khusus guna memulihkan aset global yang dicuri. Pemulihan ini juga akan diiringi kesepakatan pemerintah dan upaya penegakan hukum.
Forum tersebut akan mendiskusikan pengembalian aset ke Nigeria, Ukraina, Sri Lanka, Tunisia, dan negara lain. Pertemuan perdana forum khusus itu akan diadakan di Amerika pada 2017. Inggris akan bertindak sebagai penyelenggara dan didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta Bank Dunia.
THE GUARDIAN | GHOIDA RAHMAH