TEMPO.CO, Jakarta - Anti-Corruption Summit London 2016 mengumumkan rencana kesepakatan bersama untuk memulihkan aset global yang dicuri. Forum global untuk pemulihan aset ini akan diiringi dengan kesepakatan pemerintah dan upaya penegakan hukum. Forum tersebut berencana mendiskusikan pengembalian aset ke sejumlah negara, antara lain Nigeria, Ukraina, Sri Lanka, dan Tunisia.
Pertemuan forum khusus itu akan diadakan di Amerika Serikat pada 2017. Inggris menjadi penyelenggara, didukung Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia. Langkah pembentukan forum ini dibayangi kontroversi ketika Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut Nigeria dan Afganistan merupakan negara yang luar biasa korup. Padahal Presiden Nigeria Muhammadu Buhari ada dalam pertemuan itu.
Buhari menuturkan komunitas global harus segera memulangkan asetnya dari tempat-tempat tax haven alias suaka pajak. “Ketika forum ini bertujuan untuk membasmi korupsi, komunitas internasional harus memiliki pandangan yang lebih jauh,” katanya, sebagaimana dilansir dari laman BBC, Kamis, 12 Mei 2016.
Inggris, terutama ibu kotanya, London, menjadi tempat favorit bagi para ekspatriat kaya untuk membeli beragam aset properti dengan identitas yang disembunyikan. Cameron menuturkan, untuk mencegah hal itu, pihak-pihak luar negeri, yang memiliki properti di Inggris, harus mendaftarkan asetnya secara resmi dan diketahui oleh publik.
Cameron berharap, individu yang diduga korup tersebut tidak bisa lagi mengeruk keuntungan dari pasar properti di London. Tercatat, sedikitnya seratus ribu properti di London dikuasai oleh sejumlah perusahaan luar negeri dan 44 ribu di antaranya berada di London.
BBC | GHOIDA RAHMAH