TEMPO.CO, Brasilia - Anggota Senat Brasil sepakat bahwa Presiden Dilma Rousseff tak pantas memimpin negeri itu karena diduga terlibat pelanggaran hukum, memanipulasi anggaran, dan menutupi defisit keuangan negara.
Setelah melakukan perdebatan alot secara maraton hingga berakhir dengan pemungutan suara pada Kamis, 12 Mei 2016, waktu setempat, 55 anggota Senat dari 81 orang setuju memakzulkan Presiden Rousseff, sedangkan 22 senator lain menentang.
Keputusan Senat lain adalah menonaktifkan Rousseff sebagai presiden. Karena itu, semua tugas pemerintahan dan negara dikendalikan Wakil Presiden Michel Temer selama enam bulan sambil menunggu keputusan definitif sebagai presiden.
Posisi Rousseff sebagai presiden hancur menyusul temuan skandal korupsi yang dilakukannya, adanya manipulasi politik, dan penurunan ekonomi secara tajam.
Secara pribadi, tulis Aljazeera dalam laporannya pada Kamis, 12 Mei 2016, Rousseff tidak terlibat korupsi, tapi Senat menudingnya memanipulasi anggaran kampanye ketika dia maju dalam pemilihan presiden babak kedua pada 2014.
Franciso Dominguez dari Universitas Middlesex mengatakan skandal keuangan juga dilakukan pemerintahan Brasil di masa lalu. "Banyak pihak menyetujui pemakzulan ini terlibat dalam skandal keuangan di masa pemerintahan sebelumnya, termasuk Presiden Fernando Cardoso dan presiden yang digantikan Rousseff, Incaio Lula da Silva," ucapnya.
Untuk menendang Roussef secara permanen, Senat membutuhkan suara mayoritas dua pertiga dari semua anggota, selanjutnya menunjuk Temer sebagai presiden tetap hingga pemilu 2018.
ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN