TEMPO.CO, Canberra - Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull ternyata pernah menjabat sebagai direktur perusahaan offshore di British Virgin Islands. Perusahaan itu dibentuk untuk menjalankan bisnis emas Siberia.
Seperti dikutip dari Reuters, 12 Mei 2016, dokumen Panama Papers mengungkapkan Turnbull bersama mantan kepala pemerintahan New South Wales, Neville Wran, duduk di badan Australian-listed Star Mining NL pada 1993.
Menurut Panama Papers, perusahaan Turnbull-Wran berniat membangun kawasan tambang emas Siberia atau Sukhoi Log senilai US$ 14,8 miliar atau sekitar Rp 1,96 triliun.
Turnbull dan Waran ditunjuk sebagai direktur Star Technology Service, anak perusahaan Star Mining di British Virgin Island yang ditangani Mossack Fonseca, firma hukum yang berkantor di Panama.
Tak ditemukan tindakan yang tidak patut dilakukan oleh Turnbull di perusahaan itu. Ia kemudian undur diri dari perusahaan tersebut pada 1995.
Juru bicara Turnbull tidak memberikan penjelasan atas temuan Panama Papers itu.
Sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri Australia, Turnbull pernah menjadi bankir dan pengusaha teknologi. Ia kemudian terjun dalam panggung politik dengan masuk koalisi Nasional Liberal. Koalisi ini berteman erat dengan partai oposisi utama.
REUTERS | MARIA RITA