TEMPO.CO, Jakarta - Grup musik legendaris The Rolling Stones meminta Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, berhenti menggunakan lagu mereka untuk kampanye. Grup musik rock tersebut meminta Trump menghentikan semua penggunaan lagu mereka secepatnya.
“The Rolling Stone tidak pernah memberikan izin kepada Trump untuk menggunakan lagu mereka selama kampanye dan meminta menghentikan penggunaannya segera,” begitu isi rilis yang dikeluarkan The Rolling Stone seperti dilansir BBC, Kamis, 5 Mei 2016.
Tim kampanye Trump belum menanggapi permintaan grup musik rock tersebut. Mereka juga tidak menjelaskan apakah memiliki izin untuk memainkan lagu The Rolling Stone.
Trump menggunakan lagu populer The Rolling Stone pada 1969, You Can’t Always Get What You Want, untuk acaranya. Saat kampanye Selasa lalu, Trump memutar lagu Start Me Up.
Baca Juga: Duo Bush Tak Akan Mendukung Trump
The Rolling Stone bukan yang pertama kali melarang Trump menggunakan lagu mereka. Pada Februari, Adele melarang Trump untuk tidak menggunakan Rolling In The Deep sebagai musik pemanasan saat kampanyenya. Adele tidak mengizinkan lagunya digunakan untuk kampanye politik.
Steven Tyler dari Aerosmith juga melakukan hal yang sama. Anggota Partai Republik itu mengatakan lagu grup musiknya, Dream On, yang digunakan Trump untuk memberikan kesan ia mendukung Trump, padahal tidak. Ia juga mempermasalahkan izin dan hak cipta.
Simak: Sebungkus Rokok di Australia Rp 290 Ribu, Kenapa Mahal?
Musikus lain yang melarang Trump adalah Neil Young. Trump menggunakan Rockin’ in the Free World selama kampanye. Setelah meminta Trump berhenti menggunakan lagunya, Young menyatakan dukungannya untuk Bernie Sanders, calon presiden dari Demokrat.
Michael Stipe dari REM juga melarang Trump menggunakan It's the End of the World as We Know It (And I Feel Fine). “Jangan gunakan lagu atau suara kami untuk kampanye bodohmu,” katanya dalam sebuah siaran pers.
BBC | GUARDIAN | VINDRY FLORENTIN