TEMPO.CO, Jakarta - Dua editor majalah Roopban, Xulhaz Mannan dan Tanay Mojumdar, tewas dibunuh oleh pihak yang mengklaim berasal dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Roopban adalah majalah tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Berdasarkan catatan, sejak Februari tahun lalu, kelompok militan telah membunuh sejumlah penulis dan penganut aliran sekuler ataupun ateis. Kedua korban ini terbunuh dua hari sejak terbunuhnya dua dosen di sebuah universitas.
Meski sudah banyak korban yang berjatuhan, pihak pemerintah tetap berkeyakinan tidak ada grup yang mengatasnamakan ISIS. "Kami mengutuk aksi kekerasan ini dan mendesak pemerintah Bangladesh segera menangkap penjahat di balik pembunuhan ini," kata Duta Besar Amerika Serikat, Marcia Bernicat, seperti yang dilansir BBC, Selasa, 26 April 2016.
Kedua korban yang dibunuh ini merupakan aktivis yang menyebarkan toleransi di Bangladesh. Hingga saat ini, homoseksual memang masih menjadi isu yang sensitif. Untuk meningkatkan toleransi di masyarakat, Mannan dan kawan-kawan mendirikan Roopban.
Baik Manan maupun Tonay juga secara terbuka mendeklarasikan bahwa mereka adalah gay. Keduanya percaya, semakin banyak gay di Bangladesh, peluang untuk bisa diterima di masyarakat semakin besar.
Keduanya juga ada di balik kegiatan "Rainbow Rally", yang diadakan pada Tahun Baru Bengali setiap tanggal 14 April. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak tahun 2014. Pada tahun ini, kompetisi tersebut juga telah dilarang diadakan dengan alasan keamanan.
Pembunuhan kedua orang tersebut secara tidak langsung menyebabkan ketakutan tersebar di antara komunitas gay di Bangladesh. "Hingga setahun lalu, satu-satunya ancaman adalah rasa malu kepada keluarga dan harus memulai kehidupan di tempat lain. Sekarang, pembunuhan menjadi ancaman," kata salah satu fotografer yang merupakan teman Mannan.
Pembunuhan semacam ini semakin sering terjadi di Bangladesh. Pada awal bulan April, seorang mahasiswa hukum yang memiliki pandangan sekuler terbunuh setelah diculik. Tahun lalu, empat orang blogger yang beraliran sekuler juga ditemukan terbunuh.
BBC | MAWARDAH