TEMPO.CO, Quito - Presiden Ekuador, Rafael Correa, mengumumkan kenaikan pajak penjualan dan pengenaan pungutan terhadap para jutawan untuk mengumpulkan dana membangun kembali beberapa kota yang hancur akibat gempa bumi terburuk di Ekuador sejak puluhan tahun terakhir.
Dalam pidato yang disiarkan secara langsung melalui televisi, Correa mengatakan kerusakan dari gempa bumi 7,8 magnitudo mungkin melibatkan biaya miliaran dolar. Padahal, ekonomi negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) itu sudah terpengaruh akibat penurunan harga minyak dunia sebelum ini.
Menurut Correa, tugas rekonstruksi bukan hanya terbebani kepada masyarakat di sepanjang pesisir gempa bumi itu terjadi tetapi menuntut pengorbanan dari semua segmen masyarakat Ekuador berdasarkan kemampuan mereka.
"Saya mengerti itu tingkat yang paling sulit pada saat ini, tetapi baru saja dimulai," kata Correa, seperti dilansir Telegraph, Kamis, 21 April 2016.
Correa mengatakan pajak penjualan sebesar 12 persen dinaikkan menjadi 14 persen untuk tahun depan.
Golongan yang memiliki aset lebih US$ 1 juta (sekitar Rp 13,1 miliar) akan dikenakan pajak sebesar 0,9 persen dari kekayaan mereka, sementara karyawan yang medapat gaji US$ 1.000 (sekitar Rp 13,1 juta) per bulan harus membayar nilai gaji mereka sehari dan mereka yang berpenghasilan US$ 5.000 (sekitar Rp 65,5 juta) per bulan akan membayar nilai gaji lima hari.
TELEGRAPH | YON DEMA