TEMPO.CO, Moskow - Ukraina dan Rusia mencapai kesepakatan membebaskan seorang pilot Ukraina, Nadezhda Savchenko, sebagaimana dikatakan Presiden Ukraina Petro Poroshenko kepada media, Selasa, 19 April 2016.
Savchenko, yang ditangkap Rusia karena mendukung pemberontakan di timur Ukraina pada 2014, selanjutnya dihukum 22 tahun penjara dalam tahanan di Rusia bulan lalu dengan dakwaan berperan atas kematian dua jurnalis Rusia.
Penangkapan dan peradilan Savchenko menjadi perhatian warga Ukraina. Mereka bahkan berunjuk rasa menuntut pilot perempuan itu dibebaskan dari segala dakwaan.
"Saya rasa kami telah mencapai kesepakatan, yakni Nadezhda dibebaskan segera," kata Poroshenko, Selasa, 19 April 2016, sehari setelah percakapannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pilot profesional Savchenko tercatat sebagai tamtama di batalion relawan Ukraina pada 2014 untuk bertempur melawan kelompok separatis di kawasan Luhansk. Dia ditangkap pemberontak dan diserahkan kepada pasukan Rusia di wilayah perbatasan.
Menurut Moskow, Savchenko lolos dari kejaran kaum separatis dan ditangkap di wilayah Rusia. Sedangkan Ukraina mengklaim bahwa Savchenko diculik, selanjutnya diselundupkan ke dalam wilayah Rusia.
Poroshenko tidak menyebutkan kapan Savchenko kembali ke Ukraina. Tapi Poroshenko menjelaskan dalam acara jumpa pers bersama Perdana Menteri Denmark di Kiev, Selasa, 19 April, kepada Putin bahwa dia siap mengirimkan pesawat kepresidenan ke Rusia untuk menjemput Savchenko.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan sebelumnya pada Selasa itu bahwa dua Presiden telah melakukan pembicaraan mengenai Savchenko dan dua perwira Rusia yang dihukum karena melakukan agresi di Ukraina.
Pengadilan di Kiev, Senin, 18 April, menjatuhkan hukuman terhadap Alexander Alexandrov dan Yevgeny Yerofeyev, yang ditangkap tahun lalu, selama 14 tahun penjara. Keduanya dinyatakan bersalah karena melakukan aksi terorisme dan mengobarkan perang di Ukraina timur.
ARAB NEWS | CHOIRUL AMINUDDIN