Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik Undang-Undang 9/11, Obama Berkunjung ke Arab Saudi

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama melambaikan tangan saat keluar dari pesawat Air Force One di Bandara Internasional Havana, Kuba, 21 Maret 2016. Obama merupakan presiden Amerika pertama yang berkunjung ke Kuba sejak 88 tahun. REUTERS/stringer
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama melambaikan tangan saat keluar dari pesawat Air Force One di Bandara Internasional Havana, Kuba, 21 Maret 2016. Obama merupakan presiden Amerika pertama yang berkunjung ke Kuba sejak 88 tahun. REUTERS/stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertolak ke Arab Saudi hari ini, di tengah ketegangan kedua negara setelah Kongres berencana menyetujui undang-undang yang memungkinkan negara teluk itu dihadapkan ke pengadilan negara AS atas kertelibatannya dalam serangan 11 September 2001.

Obama akan tiba di Riyadh pada Rabu, 20 April 2016 dan mengadakan pertemuan dengan Raja Salman dan pejabat Saudi lainnya.

Seperti dilansir dari laman Telegraph, meski undang-undang - Justice Against Sponsors of Terrorism Act - belum dibahas di Senat, tapi itu telah memicu kemarahan Riyadh.

Gedung Putih sendiri tampaknya kesulitan membatalkan undang-undang yang telah didukung dua partai besara negara, Partai Republik dan Demokrat. Termasuk keluarga korban tragedi 9/11 yang menyadari undang-undang inu akan memungkinkan mereka untuk menuntut Pemerintah Saudi.

"Jika Anda pada dasarnya mendanai dan mensponsori serangan teroris di tanah Amerika, Anda harus bertanggung jawab atas kerusakan," kata John Cornyn, senator nomor dua Partai Republik dan pendukung garis keras undang-undang itu.

Sebagaimana diketahui, 15 dari 19 pelaku pembajak pesawat dari teror 9/11 adalah warga Saudi. Tapi keterlibatan pejabat Saudi dalam serangan kelompok al-Qaeda itu tidak pernah terbukti. Para pejabat Saudi telah lama membantah bahwa kerajaan memiliki peran apapun dalam peristiwa serangan 11 September.

Komisi 9/11 yang menyelidiki serangan pun hingga saat ini belum memiliki bukti bahwa baik Pemerintah Arab Saudi maupun pejabat senior serta individual negara itu telah mendanai organisasi teroris yang melakukan serangan tersebut.

Karena itulah Arab Saudi kemudian mengancam jika Kongres menyepakati undang-undang tersebut, negara itu akan menarik ratusan miliar dolar aset mereka yang berada di Amerika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Arab, mengatakan kepada para politisi di Washington bulan lalu bahwa kerajaan akan terpaksa menjual aset senilai US$ 750 miliar di negara itu untuk menghindari dibekukan oleh pengadilan AS.

Gedung Putih bereaski cepat dengan mengatakan pada Senin bahwa Obama akan memveto upaya maengesahkan undang-undang tersebut.

"Keprihatinan kami tentang hukum ini tidak terkait dengan dampaknya pada hubungan kami dengan negara tertentu," kata Josh Earnest, Sekretaris Pers Gedung Putih.

"Perhatian yang kami miliki hanyalah, itu bisa menempatkan Amerika Serikat, pembayar pajak, anggota layanan dan diplomat kami pada risiko signifikan jika negara-negara lain mengadopsi undang-undang serupa."

Bob Graham, mantan senator yang ikut memimpin penyelidikan 9/11, mengatakan kepada CNN bahwa ia "marah tapi tidak terkejut" oleh ancaman Saudi.

"Saudi telah tahu apa yang mereka lakukan di 9/11 dan mereka tahu bahwa kita tahu apa yang mereka lakukan, setidaknya pada tingkat tertinggi Pemerintah AS," katanya.

TELEGRAPH | MECHOS DE LAROCHA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran