TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mendesak konflik yang terjadi di Timur Tengah segera mereda. Saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta anggota agar bersatu. "Apa pun yang dihadapi, mesti bersatu. Membuat kontak grup dari negara-negara yang punya kepentingan agar bersatu," kata Kalla dalam rilis yang diterima Tempo, Sabtu, 16 April 2016.
Tak berbeda dengan konferensi-konferensi sebelumnya, pertemuan OKI ke-13, yang berlangsung di Ankara, Turki, 14-15 April lalu, ini menghasilkan dua poin penting. Kalla menyatakan hal pertama yang jadi perhatian ialah desakan agar konflik Timur Tengah segera berakhir. Kedua, ketegangan antara Arab Saudi dan Iran, lalu Turki dengan Mesir, yang tak berlarut. Indonesia, ucap Kalla, meminta negara tersebut mengutamakan dialog.
Sebagai negara yang netral, Wakil Presiden menilai, Indonesia mempunyai posisi yang strategis untuk mengambil peran sebagai penengah. Apalagi Indonesia jauh dari konflik dan kepentingan negara-negara Timur Tengah. Karena itu, sebagai bagian dari anggota OKI, Indonesia bisa bergerak ke mana saja.
Menanggapi konflik Palestina-Israel, Kalla ingin persoalan internal bisa diselesaikan lebih dulu. Ia ingin Hamas dan Fatah bisa bersatu. "Kami harus cepat menghasilkan solusi-solusi jangan mengumbar saja. Indonesia sudah memberikan solusi secara konseptual," ucapnya.
Satu hal penting lain yang menjadi perhatian Indonesia ialah peran OKI ke depan. Kalla menyatakan OKI harus berubah dari organisasi paguyuban menjadi organisasi yang diperhitungkan di mata dunia internasional. Pasalnya, OKI adalah organisasi terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Harapan Kalla tersebut sudah disampaikan kepada Sekretaris Jenderal OKI soal bagaimana membuat organisasi Islam terbesar itu kuat. "Dalam penyelesaian masalah, tak semua masalah bisa diselesaikan. Yang penting pihak-pihak (yang terlibat) tidak kehilangan muka," katanya.
ADITYA BUDIMAN