TEMPO.CO, Tokyo -
Gempa besar, kali ini dengan kekuatan 7.3, kembali melanda Prefektur Kumamoto di Pulau Kyushu, Jepang pada pukul 01.27 dini hari, Sabtu, 16 April 2016.
Warga Negara Indonesia (WNI) kembali mengungsi ke tempat-tempat aman seperti di Universitas Kumamoto, Masjid Kumamoto, sekolah-sekolah terdekat, atau tempat-tempat terbuka dekat rumah.
Terdapat 83 orang WNI yang sebagian merupakan pelajar dan keluarganya mengungsi di fasilitas gym Universitas Kumamoto, 24 diantaranya anak-anak.
Warga lainnya mengungsi di tempat-tempat lain yang aman. Terdapat kurang lebih 200 orang WNI di Kumamoto, 60 diantaranya mahasiswa dan 50 lainnya pekerja magang.
“Dua mahasiswa mengalami luka pada saat evakuasi akibat tertimpa sepeda dan lemari,” demikian rilis KBRI Tokyo yang diterima Tempo, Sabtu. Keduanya sudah mendapat perawatan dari Tim Medis.
Selain itu, seorang warga melaporkan rumahnya hancur berantakan, namun yang bersangkutan sudah berada di tempat evakuasi saat gempa besar terjadi. Banyak warga yang mengalami shock dan trauma serta khawatir karena gempa terus terjadi meskipun dalam skala yang lebih kecil.
“KBRI Tokyo bersama KJRI Osaka saat ini terus memonitor dan berkomunikasi dengan warga untuk memastikan keberadaan dan keselamatan warga Indonesia,” ungkap KBRI.
Tim bantuan KBRI Tokyo berangkat menuju Kumamoto pada Sabtu pagi, membawa bantuan bahan makanan, obat-obatan dan keperluan darurat lainnya.
KBRI Tokyo mengantisipasi bahwa warga akan harus bertahan di tempat pengungsian dalam waktu yang belum dapat dipastikan sehingga membutuhkan bahan-bahan makanan dan minuman serta obat-obatan yang memadai. Tim bantuan akan menuju titik-titik evakuasi tempat WNI mengungsi.
Berbagai informasi telah dan terus mengalir melalui berbagai saluran komunikasi, antara lain Hotline KBRI Tokyo: +81-80-3506-8612, Hotline KJRI Osaka: +81-80-31131003, e-mail: info@kbritokyo.jp, dan twitter @KBRITokyo.
NATALIA SANTI