TEMPO.CO, Jakarta - Kritik pedas dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan tingkat tinggi Organisasi Konferensi Islam (OKI) ke-13 di Istanbul, Turki. Jusuf Kalla mengatakan OKI telah gagal mempersatukan negara-negara anggotanya serta menyerukan memperbaiki diri untuk memberikan manfaat kepada umat dan dunia.
"Di zaman Nabi Muhammad, umat Islam melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Saat ini jutaan orang Islam mengungsi ke negara-negara non-Islam, terutama Eropa," ucap Kalla dalam pidatonya, Jumat, 15 April 2016, seperti dirilis Kantor Wakil Presiden.
Kalla berujar, jutaan orang Islam menderita setiap hari akibat konflik, perang, dan terorisme. Peluru dan bom menghujani umat Islam yang tak berdosa di negara-negara anggota OKI, seperti Afganistan, Irak, Suriah, dan Yaman. Dalam sejarah, tutur Kalla, tidak pernah sebuah negara diserang begitu banyak negara lain, termasuk oleh negara anggota OKI. Semua pengalaman radikalisme dan terorisme itu adalah hasil dari negara gagal.
Menurut Kalla, negara gagal akibat kegagalan internal dan penghancuran oleh negara-negara besar. Persoalan itulah yang seharusnya dijawab OKI menghadapi situasi saat ini. Namun yang menyedihkan, tutur Kalla, adalah fakta bahwa dunia Islam seperti tidak berdaya melihat situasi ini. "Kenyataan yang menyedihkan, kita sebagai dunia Islam telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya," kata Kalla.
Kalla berujar, negara-negara anggota OKI telah membiarkan politik dan ego sektarian. "Padahal Allah SWT sendiri telah mengingatkan kita untuk saling menolong, bukan saling menganiaya," ucapnya. Karena itulah, Kalla menyerukan OKI bekerja bersama untuk menanggulangi masalah-masalah yang sedang dihadapi. "Mari, kita bekerja lebih keras untuk menghentikan konflik, perang, dan kekerasan. Mari, kita menjawab akar permasalahan, mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang dihadapi dunia Islam. Itulah satu-satunya jalan ke depan," tuturnya.
Sebagai bangsa, kata Kalla, negara-negara OKI memang berbeda, mulai budaya, bahasa, dan sistem pemerintahan, hingga cara memahami agama Islam. "Namun kita semua bertanggung jawab merealisasi Islam yang rahmatan lil’alamin, agama yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan, dan keadilan sosial," ucap Kalla.
AMIRULLAH