TEMPO.CO, Jakarta - Gempa dengan kekuatan 6,9 skala Richter (SR) mengguncang kawasan Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, pada Rabu malam, 13 April 2016. "Kami belum mendengar laporan adanya korban atau kerusakan," kata seorang pejabat dari departemen meteorologi Myanmar yang berbasis di ibu kota Naypyidaw, seperti dikutip dari Aljazeera pada Kamis, 14 April 2016.
Gempa tersebut terjadi di kawasan hutan atau berjarak 400 kilometer dari Naypyidaw. Kekuatan gempa itu dilaporkan sempat dirasakan hingga bagian timur India dan Bangladesh.
Warga di kawasan Yangoon panik setelah adanya getaran gempa. Namun pihak berwenang di sana belum melaporkan secara rinci adanya kerusakan atau korban akibat kejadian ini.
"Sejauh yang saya tahu pusat gempa tidak berada di daerah padat penduduk," kata dia. Menurut laporannya, gempa terjadi berpusat di kawasan perbukitan hutan di sebelah barat laut Mandalay.
Saat kejadian, hampir sebagian warga tumpah-ruah ke jalan dan keluar dari rumah. Kantor berita juga melaporkan banyak warga yang berteriak dan ketakutan dengan apa yang terjadi di wilayahnya. Getaran yang kuat itu menyebabkan sejumlah gedung mengalami keretakan.
Kantor berita resmi China, Xinhua, mengatakan getaran kuat terasa di Tibet. "Wartawan Xinhua mengatakan getaran yang kuat berlangsung selama sekitar satu menit," kata dia. Menurut keterangan pejabat setempat itu adalah gempa yang paling kuat terjadi di Myanmar.
ALJAZEERA | AVIT HIDAYAT