TEMPO.CO, Istanbul - Indonesia dan Turki sepakat terus meningkatkan hubungan ekonomi dan kerja sama kontraterorisme. Kesepakatan tersebut merupakan hasil pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuolu di sela Pertemuan Para Menlu OKI di Istanbul, Selasa, 13 April 2016.
“Untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara, Sidang Komisi Bersama Indonesia-Turki (SKBIT) bidang ekonomi akan dilaksanakan dalam waktu dekat,” kata Retno dalam rilisnya, Selasa, 12 April 2016.
Nilai perdagangan kedua negara pada 2015 hanya mencapai US$ 1,4 miliar atau turun dibanding pada 2014. Komisi Bersama terakhir kedua negara dilakukan pada 2008.
Selain pelaksanaan SKBIT, kedua menlu membahas Indonesia-Turkey Comprehensive Trade Economic Partnership Agreement (IT-CTEPA). Pada Desember 2015, delegasi Indonesia dan Turki menggelar pertemuan pertama TOR IT-CTEPA.
Kedua menlu juga membahas kemajuan kerja sama di bidang industri strategis, antara lain bidang alat komunikasi pertahanan untuk perbatasan.
Terkait dengan kerja sama di bidang kontraterorisme, kedua menlu saling bertukar informasi mengenai tantangan yang dihadapi dalam melawan ekstremisme dan terorisme. Retno menegaskan kembali bahwa kerja sama pertukaran data intelijen sangat penting ditingkatkan.
Sebaliknya, Menlu Turki menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia dalam isu Palestina, antara lain melalui pelaksanaan KTT Luar Biasa kelima mengenai Palestina Al-Quds al-Sharif.
Turki merupakan mitra strategis Indonesia sejak 2011. Nilai perdagangan Indonesia-Turki pada 2015 mencapai US$ 1,4 miliar, yang merupakan ketujuh terbesar di Eropa Barat.
Jumlah investasi Turki di Indonesia mencapai US$ 3,9 juta pada 2015. Sedangkan jumlah wisatawan Turki ke Indonesia mencapai 6.000 orang pada 2014. Adapun jumlah wisatawan Indonesia ke Turki tercatat sekitar 58 ribu orang pada 2014.
NATALIA SANTI