TEMPO.CO, Jakarta - Pada satu setengah tahun yang lalu, sebanyak 54,5 juta masyarakat Brasil mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih kembali Dilma Rousseff sebagai presiden. Pemilu Brasil merupakan salah satu pemilu terbesar di dunia.
Rousseff mengalahkan partai koalisi poros kanan dan menerima mandat untuk tetap bekerja pada partai koalisi poros kiri yang sudah berkuasa di Brasil sejak tahun 2003. Meskipun demikian, pada Minggu, 10 April 2016, Kongres Brasil mengambil langkah awal untuk mendakwanya. Segala kemungkinan berjalan dengan sangat cepat. Pada awal Mei, dia ditangguhkan dari kantor, dan tahun ini, dia mungkin saja kehilangan kekuasaannya sebagai presiden. Mengapa semua ini bisa terjadi?
1. Ada skandal sejak Rousseff disumpah untuk kali kedua pada Januari tahun lalu.
Miliaran uang dicuri dari perusahan minyak raksasa Petrobas oleh firma konstruksi swasta dan politisi kepada senator yang bernegosiasi untuk membebaskan saksi kunci dari penjara. Negara marak korupsi. Hampir seluruh politisi terlibat. Lawan politik Rousseff mengakui bahwa Rousseff adalah politisi yang jujur. Ironisnya, ia harus membayar semua skandal yang sedang dihadapi Brasil.
2. Ekonomi, bukan korupsi.
Sejauh ini, Rousseff memiliki rekam jejak yang bersih dalam kasus korupsi. Namun, keputusan yang dibuatnya untuk menangani ekonomi Brasil dianggap kontroversial. Ini adalah celah bagi oposisi untuk mengkritiknya. Tumbangnya ekonomi Brasil dimulai pada tahun 2011. Saat itu ekonomi Cina menurun, komoditas Brazsl kehilangan nilai di pasar internasional.Presiden dan timnya mengatasi penurunan merosotnya ekonomi Brasil sebagai hal yang sifatnya sementara.Rousseff yang memenangkan pemilu berjanji untuk menjaga stimulus pada tempatnya. Ia juga mengecam lawannya yang mengatakan bahwa penyesuaian seperti pajak yang tinggi dan pemangkasan anggaran diperlukan. Begitu Rousseff terpilih, dia memtuskan menangani semuanya sendiri misalnya penyesuaian agresif fiskal. Dia juga memarahi orang-orang yang tergabung dalam oposisi dan meninggalkannya seperti pengkhianat yang tidak mendukungnya.
Baca juga: Brasil Memanas, Presiden Rousseff Tuding Wakilnya Mau Kudeta
3. Akuntansi kreatif.
Pemerintah Brasil dibutuhkan untuk memenuhi target kelebihan anggaran yang diatur dalam kongres. Rousseff dituduh mengizinkan teknik akuntansi kreatif yang melibatkan pinjaman dari bank umum. Tujuan teknik ini memalsukan peningkatan kelebihan anggaran . Dia selalu mengelak jika dikatakan memanipulasi anggaran. Menurutnya presiden yang lain juga menerapkan cara seperti itu, tapi tidak pernah dihukum.
4. Ambruk secara cepat.
Rousseff gagal membawa rencana penyesuaian fiskalnya saat debat. Setelah memutuskan untuk memotong tunjangan pengangguran dan anggaran kementerian, pendapatan pemerintahan menurun tajam. Menteri Keuangan Joaquim Levy mundur pada Desember lalu. Tahun 2015 adalah bencana bagi perekonomian Brasil.
5.Diktator militer.
Rousseff percaya pada peran pemerintah dalam mendorong pengembangan dan pengaturan pasar. Dia menempatkan kepercayaan ini dengan mendefinisikan kembali aturan di banyak bidang ekonomi, termasuk energi, minyak, dan perbankan.