TEMPO.CO, Jakarta - Seorang aktivis muda prodemokrasi, Joshua Wong, 19 tahun, mengumumkan pendirian partai politik baru, Demosisto, di tengah meningkatnya ketegangan kota atas dugaan penculikan beberapa penjual buku di Beijing, Cina.
“Pembentukan Demosisto ini adalah upaya untuk memperjuangkan nasib kami sendiri. Kami harus masuk sistem untuk mengatur agenda politik,” ujar Joshua, seperti dikutip dari BBC, Minggu, 10 April 2016.
Joshua adalah salah satu aktivis politik yang kini disebut ekstremis oleh pemerintah Cina. Bahkan Joshua sempat ditangkap pada September 2014 karena memicu protes prodemokrasi yang terjadi selama 79 hari dan melumpuhkan jantung Kota Cina.
Baca juga: Jadi Aktivis, Joshua Wong, 17 Tahun, Ditakuti Cina
Belajar dari pengalaman itulah Joshua membentuk Demosisto untuk memperjuangkan nasib masyarakat Cina. Gerakan ini biasa dikenal sebagai “Umbrella Movement”. ”Jalan aktivisme tidak cukup jika kita ingin berjuang untuk masa depan yang lebih baik," kata Joshua.
Pada umurnya yang masih terlalu muda, Joshua berharap dapat memenangi kursi dalam pemilihan Dewan Legislatif pada September nanti. Ia harus bertarung melawan tiga pemimpin partai dalam pemilu di dua kabupaten.
Baca juga: Posisi Jokowi Digeser Joshua Wong di Polling Time
Joshua mengatakan nilai-nilai dasar yang dianut Demosisto berbeda dengan partai-partai prodemokrasi tradisional. Demosisto lebih berfokus pada kemandirian dalam menentukan nasib sendiri dan memungkinkan pemilih menentukan masa depan politik Hong Kong.
“Kami berbeda dalam banyak cara dari tradisional dan demokrat. Kami punya protes dengan cara kami sendiri,” tutur Joshua. Namun hal itu bukan berarti Joshua melegalkan adanya kekerasan di dalam partainya. “Partai kami tidak mendukung penggunaan kekerasan, tapi kami menganjurkan mengambil tindakan yang lebih langsung dalam mencapai tujuan kami.”
BBC | NIKOLAUS HARBOWO (magang)