TEMPO.CO, Washington - Konferensi tingkat tinggi keamanan nuklir yang akan digelar di Washington, Amerika Serikat, akan membahas ancaman kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
KTT keamanan nuklir yang digagas Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan berlangsung Kamis-Jumat, 31 Maret-1 April 2016.
Seperti dilansir laman Channel News Asia, Presiden Obama secara pribadi telah meluncurkan pertemuan puncak keamanan nuklir pemerintah di Washington sejak 2010, setelah menggambarkan terorisme nuklir sebagai ancaman yang paling cepat dan ekstrem untuk keamanan global.
KTT berlangsung hanya beberapa hari setelah 32 orang tewas dan 340 lain terluka dalam pengeboman di bandara dan stasiun metro di ibu kota Belgia, Brussels. Insiden itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang upaya ISIS memperoleh bahan nuklir.
Beberapa pihak percaya ISIS bisa mengembangkan bom atom, tapi banyak yang takut ISIS telah memperoleh uranium atau plutonium dan mengembangkan "bom kotor".
"Kami telah melihat selama bertahun-tahun bahwa beberapa organisasi teroris memiliki ambisi memperoleh bahan nuklir," ucap penasihat keamanan Deputi Nasional Amerika Serikat, Ben Rhodes. "Dalam pernyataan publik mereka, kami melihat pada beberapa kasus pemantauan mereka atas fasilitas nuklir."
Bom kotor dikatakan tidak akan memicu ledakan nuklir, tapi akan menyebarkan bahan radioaktif dengan potensi merugikan secara fisik, medis, dan ekonomi.
Bahan-bahan pembuatan nuklir juga dapat ditemukan dalam jumlah kecil di universitas, rumah sakit, dan fasilitas lain di seluruh dunia, sering tidak diamankan secara baik.
Menurut Rhodes, proses KTT ini sangat penting karena tiap negara memiliki tingkat keamanan berbeda, terutama dalam hal menangani bahan nuklir.
Sejak pertengahan 1990-an, tercatat dalam database Badan Energi Atom Internasional, terjadi hampir 2.800 insiden perdagangan gelap, kepemilikan sah, atau kehilangan bahan nuklir.
Panel Internasional tentang Bahan fisil nuklir, sebuah kelompok independen dari ahli senjata, memperkirakan persediaan uranium global tersisa sekitar 1.370 ton pada akhir 2014. Dan sebagian besar berada di Rusia.
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA