TEMPO.CO, Brussels - Insiden bom di Brussels, Belgia, yang terjadi pekan lalu memberi efek panjang terhadap Bandara Zaventem. Menurut Chief Executive Officer Zaventem Arnaud Feist, butuh waktu berbulan-bulan agar bandara bisa beroperasi secara normal.
"Meski struktur bangunan utuh, bandara harus dibangun ulang, mulai sistem pendingin hingga meja check-in," ujar Arnaud sebagaimana dikutip dari situs BBC, Rabu, 30 Maret 2016.
Rabu ini pun, menurut Arnaud, bandara masih akan tutup. Meski begitu, staf atau otoritas bandara akan tetap masuk kerja seperti biasa untuk melakukan serangkaian tes serta pengecekan keamanan dan operasional bandara. Kurang-lebih ada 800 pegawai yang diminta masuk kerja kembali.
Arnaud menjelaskan dibuka atau tidaknya bandara bukan atas keputusannya, melainkan keputusan pemerintah. Selama belum ada lampu hijau dari pemerintah, bandara tak akan dibuka meskipun sudah beroperasi sebagian.
"Namun pemerintah sudah memberi target setidaknya bisa menangani 800 hingga 1.000 penumpang per jam. Normalnya 5.000 penumpang per jam," ujar Arnaud.
Secara terpisah, juru bicara bandara, Anke Fransen, mengatakan hasil uji coba keamanan dan operasional bandara kemungkinan akan keluar hari ini. Dengan begitu, ada acuan untuk mempertimbangkan apakah bandara sudah bisa dibuka atau belum walau dibuka sebagian.
ISTMAN MP | BBC