TEMPO.CO, Sanaa - Setahun perang merebak di Yaman telah membawa dampak teramat buruk terutama bagi anak-anak. Mereka mengalami gizi buruk yang parah.
Seperti dialami Udai Faisal, bayi berusia lima bulan yang tewas beberapa hari lalu setelah mengalami malnutrisi akut.
Udai lahir di masa Yaman dalam situasi perang. Ia dilahirkan di desa Hazyaz di selatan Sanaa yang sering digempur oleh pesawat-pesawat tempur.
Keluarga bocah laki-laki ini berjuang demi mendapatkan makan sehari sekali di tengah berkecamuknya perang di Yaman. Suplai makanan terbatas dan harga pangan yang teramat mahal.Sehingga mereka hanya makan sekali sehari. Menunya hanya berupa roti, yoghurt, dan kacang.
Intissar Hezzam, ibunda Udai, hanya mampu memberikan ASI selama 20 hari. Setelah itu, ASI berhenti mengalir sebab Hezzam didera kekurangan gizi juga.
Tubuh Udai tergeletak tanpa daya di rumah sakit Al-Sabeen di Sanaa. Pipa kecil dilekatkan di hidungnya. Beratnya sekitar 5,3 pon.
Orang tuanya membawa Udai pulang ke rumah setelah dokter menyerah untuk menolongnya.
Sebelum mengakhiri hidupnya, Udai memuntahkan cairan kuning dari hidung dan mulut mungilnya. Lalu, nafasnya terhenti.
"Dia tidak menangis dan tidak ada air mata, kaku," kata Hezzam. "Saya berteriak dan pingsan."
Nasib buruk yang dialami Udai juga dialami bayi-bayi lain di Yaman. Bayi enam bulan bernama Afnan Ahmed mendapat perawatan di ICU Rumah Sakit Al-Sabeen setelah divonis menderita kekurangan gizi parah.
Begitu juga Amal Hamid. Bayi 10 bulan ini mengalami gizi buruk yang akut dan dirawat di rumah sakit yang sama tempat Udai dan Afnan dirawat.
Rumah sakit Al-Sabeen merawat lusinan anak-anak yang menderita gizi buruk. Tiga bulan pertama tahun ini, sekitar 150 anak dibawa ke rumah sakit ini dalam kondisi menderita gizi buruk.
"Jumlah ini dua kali lebih banyak dibanding setahun lalu," kata Saddam al-Azizi, Kepala unit darurat rumah sakit Al-Sabeen seperti dikutip dari Dailymail.co.uk, 29 Maret 2016.
Sebelum perang pecah di Yaman, ada sekitar 690 ribu anak usia di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi. Sekarang, jumlah anak menderita kekurangan gizi di Yaman meningkat menjadi 1,3 juta anak.
Menurut Badan PBB untuk program pangan (World Food Program), di Yaman dulunya jumlah penderita yang memerlukan bantuan pangan dari luar mencapai 4,3 juta jiwa. Sekarang jumlahnya mencapai 7 juta jiwa.
Hanya 10 dari 22 provinsi di Yaman yang dikategorikan selangkah menjauh dari bencana kelaparan.
Yaman bersama koalisi yang dipimpin Arab Saudi melancarkan serangan ke pemberotnak Houthis yang menguasai Sanaa.
Menurut Kantor HAM PBB, Pertempuran di Yaman setahun terakhir menewaskan 9 ribu orang, termasuk di antaranya 3.000 orang warga sipil. Dan sekitar 2,3 juta orang meninggalkan rumah mereka mencari tempat yang aman.
DAILY MAIL | MARIA RITA