TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menyampaikan tidak ada warga negara Indonesia yang berada dalam pesawat EgyptAir MS181 yang dibajak dari Bandara Borg El Arab Alexandria, Mesir ke Bandara Larnaca, Cyprus, Selasa pagi, 29 Maret 2016.
"Info yang kita terima dari KBRI Kairo bahwa sampai saat ini diumumkan tidak ada WNI yang berada dalam pesawat tersebut," kata Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa.
Arrmanatha menambahkan, KBRI di Kairo akan terus memantau perkembangan di sana dan berkoordinasi dengan otoritas setempat.
"Sebentar lagi akan ada konferensi pers dari Kementerian Dalam Negeri Mesir untuk update perkembangan," katanya.
Arrmanatha juga menyampaikan pemerintah Indonesia berharap kasus pembajakan pesawat tersebut dapat diselesaikan dengan damai sehingga tidak ada korban yang jatuh.
Terkait dengan perlindungan WNI yang berada di Mesir, KBRI di Kairo telah mengeluarkan imbauan kepada WNI yang berada di Mesir untuk selalu berhati-hati dan waspada, serta mengikuti aturan dari otoritas setempat.
"Tentunya kita sangat khawatir, dan berharap (kasus) ini dapat diselesaikan dengan damai sehingga tidak ada korban," ucap Arrmanatha.
Kantor Berita Reuters melaporkan pesawat EgyptAir berjenis Airbus A320 dengan nomor penerbangan MS181 dengan tujuan Kairo telah dibajak setelah lepas landas dari Bandara Borg El Arab Alexandria, Mesir pada Selasa pagi pukul 04.36 waktu setempat.
Pesawat tersebut dipaksa beralih haluan oleh seorang penumpang yang mengaku memakai rompi bom, dan akhirnya mendarat di Bandara Larnaca, Cyprus, pada Selasa pagi pukul 05.46 waktu setempat.
EgyptAir MS181 membawa 56 penumpang dan 6 awak pesawat. Pejabat senior di Bandara Alexandria mengatakan, selain warga negara Mesir, terdapat warga asing dalam pesawat tersebut, yakni delapan warga Amerika Serikat, empat warga Inggris, empat warga Belanda, dua warga Belgia, dan satu warga Italia.
ANTARA