TEMPO.CO, Lahore - Ledakan bom bunuh diri di Lahore, Pakistan, menyebabkan sedikitnya 74 orang tewas dan 300 orang terluka. Pelaku meledakkan diri di Taman Gulshan-e-Iqbal, Lahore, Punjab, Pakistan.
Saat itu taman dipenuhi warga yang tengah menikmati libur Paskah. Tiba-tiba terjadi ledakan tak jauh dari pintu keluar pertama dan beberapa jengkal jaraknya dari area rekreasi anak-anak.
Taman Gulshan-e-Iqbal atau Taman Iqbal merupakan taman terbesar di Kota Lahore. Taman ini populer di kalangan warga Lahore dan ramai dikunjungi warga sepanjang tahun. Menurut saksi mata, ledakan terjadi saat sejumlah keluarga Kristen sedang merayakan Paskah.
Deputi Inspektur Jenderal Operasional Haider Ashraf mengatakan berat bahan peledak yang dibawa pelaku bom bunuh diri mencapai 20 kilogram. Jasad tubuh pelaku bom bunuh diri, kata Ashraf, telah dikirim ke laboratorium forensik untuk investigasi.
Sejumlah korban yang dirawat di rumah sakit Jinnah mengatakan mereka belum pernah mendengar suara ledakan seperti yang terjadi di Taman Gulshan-e-Iqbal. "Begitu besar dan fatal. Saya dapat menyaksikan tubuh manusia berserakan dan kubangan darah di sekitarnya. Orang-orang terluka menangis meminta pertolongan," kata Iqbal Ahmad, saksi korban. Orang-orang tua berlarian mencari anak-anak mereka.
"Kami bersama lima teman berjalan ke taman untuk menikmati libur. Namun, saat kami menyeberangi halaman parkir mobil, bumi bergetar dengan suara yang sangat keras. Sesaat kemudian, kami sudah di atas tanah dan menyaksikan tiga teman saya tewas. Saat siuman, saya ada di rumah sakit," ujar Waseem, saksi korban.
Mehnaz, seorang remaja Kristen, mencari abangnya di rumah sakit Jinnah. Namun ia tak menemukannya. "Saya sudah mencari di setiap sudut taman dan sekarang di rumah sakit, tapi saya tak menemukan abang saya yang hilang di taman," tutur Mehnaz sembari menitikkan air mata.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat sehubungan dengan bom bunuh diri di Lahore, Minggu, 27 Maret 2016, yang menewaskan 74 orang itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, John Kirby, seperti dikutip dari Dailytimes.com.pk, mengungkapkan pembatalan kunjungan Sharif kepada pers di Washington.
DAILY TIMES | FAZAL KHALIQ