TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Rockefeller melalui badan amalnya mengatakan akan menarik investasi dari semua perusahaan bahan bakar fosil. Salah satunya dari ExxonMobil.
"Tidak ada alasan yang masuk akal bagi perusahaan untuk terus mengeksplorasi sumber-sumber baru hidrokarbon," ujar Rockfeller seperti dikutip dari The Guardian, Rabu, 23 Maret 2016.
Keluarga ini memiliki total kepemilikan saham US$ 130 juta. Mereka menambahkan, “Sudah seharusnya kita menyimpan sebagian besar cadangan untuk kelangsungan hidup ke depannya.”
Menurut mereka, sudah ada bukti nyata NixxonMobil menipu masyarakat. Tudingan Rockfeller tersebut berdasarkan pada penyelidikan Jaksa Agung New York, Eric Schneiderman, pada November lalu. Laporan ini berisi tentang apakah Exxon berbohong kepada publik dan pemegang saham tentang risiko perubahan iklim.
Penyelidikan tersebut juga digunakan oleh Kejaksaan Agung California. Kejaksaan membeberkan, dari dokumen internal perusahaan pada 1980-an hingga 1990-an, sudah ada ilmuwan yang memperingatkan Exxon akan bahaya perubahan iklim. Namun Exxon secara terbuka menyatakan pernyataan ilmuwan tersebut tidak terbukti.
Lewat juru bicaranya, Exxon membantah tuduhan keluarga Rockefeller. “Ini tidak mengherankan jika mereka divestasi dari perusahaan karena mereka sudah mendanai sebuah konspirasi untuk melawan kami.”
Adapun badan amal Rockfeller merupakan sebuah badan amal yang didirikan pada 1967 oleh keturunan John D. Rockefeller. Badan ini diprakarsai oleh Martha, John, Laurance, Nelson, dan David Rockefeller. John D. Rockefeller merupakan salah satu orang terkaya dalam sejarah Amerika Serikat, yang wafat pada 1937. Salah satu sumber kekayaannya berasal dari ExxonMobil.
BAGUS PRASETIYO | THE GUARDIAN