TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Para pemimpin lintas partai politik Malaysia dan ratusan pengikutnya yang dipimpin bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad melakukan pawai perlawanan di Kuala Lumpur. Merek mendesak Najib Razak mundur karena dianggap terlibat dalam skandal korupsi US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun.
"Kepemimpin Najib merongrong keberadaan lembaga negara," kata Mahathir, 90 tahun, yang pernah berkuasa selama 22 tahun sebelum pensiun pada 2003. "Kami ingin aturan hukum dan aksi terhadap Najib yang telah menghancurkannya. Posisi dia tidak bisa dipertahankan lagi sebagai Perdana Menteri," ujarnya di tengah-tengah para pemimpin partai berkuasa, oposisi, dan masyarakat sipil.
BACA: Mahathir Gugat PM Najib ke Pengadilan Tinggi Malaysia
Kehadiran partai berkuasa dan oposisi tidak biasanya dalam satu lokasi untuk menyampaikan orasi menentang pemerintah. Mereka membentuk kelompok perlawanan sejak Maret 2016, saat isu "Selamatkan Malaysia dari bencana Najib" bergulir keras.
Bekas Wakil Perdana Menteri Muhyddin Yassin dan pemimpin senior Partai Aksi Demokrasi, Lim Kit Siang, juga ikut serta dalam demonstrasi kemarin, sebagaimana dilaporkan kantor berita DPA. Pemimpin oposisi dalam tahanan yang pernah konflik dengan Mahathir, Anwar Ibrahim, sepakat dengan gerakan perlawanan tersebut.
BACA: Muncul Petisi Copot Poster Najib Razak di Kampus Nottingham
Najib berada dalam tekanan sejak Juli 2015 setelah koran Wall Street Journal mengungkap mengenai keberadaan dana US$ 700 juta di rekening Najib. Uang tersebut berasal dari dana yang diperuntukan bagi 1Malaysia.
Najib menolak dituding bersalah, seraya mengatakan bahwa dia memang pernah mendapatkan bantuan kampanye dari Kerajaan Arab Saudi tapi bantuan itu dikembalikan lagi. Namun demikian pihak Saudi tidak memberikan konfirmasi mengenai pengembalian dana tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN
AYAH MARSHANDA PENGEMIS?
Pengemis Ngaku Ayah Marshanda Sempat Kerja di Bengkel
Marshanda Rindu Ayahnya, Diakah Irwan Yusuf Si Pengemis Itu?