Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bom Pakistan Tewaskan 65 Orang, Malala: Dunia Harus Bersatu

image-gnews
Peraih Nobel Perdamaian termuda, Malala Yousafzai, berada pada posisi kedua Wanita Paling Dikagumi di Dunia. Remaja berusia 17 tahun menjadi tokoh pendorong hak pendidikan. Dan Kitwood/Getty Images
Peraih Nobel Perdamaian termuda, Malala Yousafzai, berada pada posisi kedua Wanita Paling Dikagumi di Dunia. Remaja berusia 17 tahun menjadi tokoh pendorong hak pendidikan. Dan Kitwood/Getty Images
Iklan

TEMPO.COJakarta - Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengajak warga Pakistan dan seluruh dunia bersatu melawan terorisme menyusul terjadinya tragedi bom bunuh diri di Lahore, Pakistan pada Minggu, 27 Maret 2016. "Seluruh warga Pakistan dan dunia harus bersatu," tutur Malala melalui akun resminya di Twitter, @MalalaFund, pada Senin dinihari, 28 Maret 2016.

Malala mengaku terkejut dengan tragedi pembunuhan yang mengerikan itu. Dia mengutuk keras serangan tersebut. Saat ini, Malala sedang berusaha mendampingi keluarga korban untuk saling menguatkan. BACA: Serangan Bom Bunuh Diri di Lahore

Perempuan kelahiran Pakistan itu sebelumnya juga sempat diserang kelompok Taliban lantaran menyuarakan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan. "Hati saya saat ini untuk para korban dan keluarga, serta teman-teman mereka," katanya.

Saat ini jumlah korban meninggal dalam tragedi tersebut semakin bertambah. Dari laporan Reuters, sedikitnya korban tewas telah mencapai 65 orang. Pejabat dan kepolisian setempat saat ini masih melakukan evakuasi dan perawatan pada korban. Tidak tertutup kemungkinan jumlah korban tewas akan terus bertambah.

Baca juga: Identitas Pengebom Lahore di Pakistan Terungkap

Sejumlah saksi mata mengatakan melihat korban di tempat parkir. "Ketika ledakan terjadi, api begitu tinggi hingga mencapai atas pohon, dan saya melihat korban terbang di udara," tutur Hasan Imran, 30 tahun, warga sekitar di kawasan Gulshan-e-Iqbal Park.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bom bunuh diri itu meledak di sebuah area parkir taman Gulshan-e-Iqbal Park, Kota Lahore, Pakistan pada Minggu petang. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad, seperti dikutip dari CNN, mengatakan ledakan itu berasal dari bom bunuh diri seorang teroris.

Ledakan tersebut terjadi tepat di jantung Kota Lahore, di saat banyak anak-anak dan orang tua sedang berada di area taman. Kepolisian setempat mengatakan ledakan itu berpusat di area taman, hanya berjarak beberapa meter dari kerumunan. Akibatnya, puluhan perempuan dan anak yang saat itu berada di lokasi menjadi korban aksi teror tersebut.

Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk keras tindakan teror bom bunuh diri itu. Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

TWITTER | REUTERS | AVIT HIDAYAT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

16 hari lalu

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari. AFP/MUSTAFA OZER
Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan


Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

21 hari lalu

Gedung Mahkamah Agung Pakistan di Islamabad, Pakistan. REUTERS/Akhtar Soomro
Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.


Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

23 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berhenti sejenak saat berbicara dengan Reuters selama wawancara, di Lahore, Pakistan 17 Maret 2023. REUTERS/Akhtar Soomro/
Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.


Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

24 hari lalu

Seorang pedagang menjual beras di pasar di Kota Quezon, Filipina pada 6 September 2023. (Xinhua/Rouelle Umali)
Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri


Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

37 hari lalu

Pendukung partai mantan Perdana Menteri Imran Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), berkumpul selama protes menuntut hasil pemilu yang bebas dan adil, di luar kantor komisi pemilihan provinsi di Karachi, Pakistan, 11 Februari 2024. REUTERS/  Akhtar Soomro
Dua Partai Dinasti Politik Pakistan Berupaya Membentuk Koalisi

PML-N dan PPP sedang berupaya membentuk koalisi pemerintahan Pakistan setelah pemilu 2024.


Partai Imran Khan Calonkan Umar Ayub Khan sebagai Kandidat PM Pakistan

41 hari lalu

Menteri Federal Ketenagalistrikan Omar Ayub Khan. FOTO: TWITTER/ Omar Ayub Khan
Partai Imran Khan Calonkan Umar Ayub Khan sebagai Kandidat PM Pakistan

Umar Ayub Khan, kandidat independen yang didukung oleh Imran Khan, memenangkan 92 kursi dalam pemilu pekan lalu


Napi Kabur Saat Dirawat di RS, Kakanwil Kemenkumham Kaltim: Tutup Akses Keluar Nunukan

44 hari lalu

Ilustrasi tahanan atau narapidana kabur. shutterstock.com
Napi Kabur Saat Dirawat di RS, Kakanwil Kemenkumham Kaltim: Tutup Akses Keluar Nunukan

Napi kabur itu adalah WN Pakistan bernama Hanif Ur Rahman yang dipidana 6 tahun penjara kasus pelanggaran Keimigrasian.


Tidak Ada Pemenang Mutlak, Begini Cara Pakistan Membentuk Pemerintah Selanjutnya

44 hari lalu

Seorang pria melihat poster berisi nama kandidat yang ikut serta dan tanda pemilu mereka, di luar kantor pemungutan suara, yang disiapkan untuk pemilihan umum di Karachi, Pakistan 7 Februari 2024. REUTERS/Akhtar Soomro
Tidak Ada Pemenang Mutlak, Begini Cara Pakistan Membentuk Pemerintah Selanjutnya

Pemilu Pakistan menghasilkan parlemen menggantung dan tidak ada partai yang memperoleh cukup kursi untuk membentuk pemerintahan sendiri.


Pemilu Pakistan: Imran Khan dan Nawaz Sharif Sama-sama Mengklaim Menang

46 hari lalu

Petugas mengevakuasi korban ledakan bom ke rumah sakit di Quetta, Pakistan, 7 Februari 2024. Dua ledakan di dekat kantor kandidat pemilu di provinsi Balochistan, menewaskan 30 orang tepat sehari sebelum pemungutan suara pemilu di Pakistan. REUTERS/Stringer
Pemilu Pakistan: Imran Khan dan Nawaz Sharif Sama-sama Mengklaim Menang

Dua tokoh Pakistan mengklaim sama-sama memenangi pemilu tahun ini. Keduanya adalah Nawaz Sharif dan Imran Khan.


Penghitungan Suara Berlarut-larut, Pemenang Pemilu Pakistan Belum Jelas

48 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
Penghitungan Suara Berlarut-larut, Pemenang Pemilu Pakistan Belum Jelas

Hasil dari hanya segelintir kursi parlemen nasional Pakistan baru diumumkan dalam waktu 12 jam setelah pemungutan suara ditutup.