TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengajak warga Pakistan dan seluruh dunia bersatu melawan terorisme menyusul terjadinya tragedi bom bunuh diri di Lahore, Pakistan pada Minggu, 27 Maret 2016. "Seluruh warga Pakistan dan dunia harus bersatu," tutur Malala melalui akun resminya di Twitter, @MalalaFund, pada Senin dinihari, 28 Maret 2016.
Malala mengaku terkejut dengan tragedi pembunuhan yang mengerikan itu. Dia mengutuk keras serangan tersebut. Saat ini, Malala sedang berusaha mendampingi keluarga korban untuk saling menguatkan. BACA: Serangan Bom Bunuh Diri di Lahore
Perempuan kelahiran Pakistan itu sebelumnya juga sempat diserang kelompok Taliban lantaran menyuarakan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan. "Hati saya saat ini untuk para korban dan keluarga, serta teman-teman mereka," katanya.
Saat ini jumlah korban meninggal dalam tragedi tersebut semakin bertambah. Dari laporan Reuters, sedikitnya korban tewas telah mencapai 65 orang. Pejabat dan kepolisian setempat saat ini masih melakukan evakuasi dan perawatan pada korban. Tidak tertutup kemungkinan jumlah korban tewas akan terus bertambah.
Baca juga: Identitas Pengebom Lahore di Pakistan Terungkap
Sejumlah saksi mata mengatakan melihat korban di tempat parkir. "Ketika ledakan terjadi, api begitu tinggi hingga mencapai atas pohon, dan saya melihat korban terbang di udara," tutur Hasan Imran, 30 tahun, warga sekitar di kawasan Gulshan-e-Iqbal Park.
Bom bunuh diri itu meledak di sebuah area parkir taman Gulshan-e-Iqbal Park, Kota Lahore, Pakistan pada Minggu petang. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad, seperti dikutip dari CNN, mengatakan ledakan itu berasal dari bom bunuh diri seorang teroris.
Ledakan tersebut terjadi tepat di jantung Kota Lahore, di saat banyak anak-anak dan orang tua sedang berada di area taman. Kepolisian setempat mengatakan ledakan itu berpusat di area taman, hanya berjarak beberapa meter dari kerumunan. Akibatnya, puluhan perempuan dan anak yang saat itu berada di lokasi menjadi korban aksi teror tersebut.
Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk keras tindakan teror bom bunuh diri itu. Sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
TWITTER | REUTERS | AVIT HIDAYAT