Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Insiden Natuna, Ujian bagi Soliditas Hubungan RI-Cina

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Deputi I Kedaulatan Maritim, Kemenko Maritim Sumberdaya, Arif Havas Oegroseno. Dok.TEMPO/Arnold Simanjuntak
Deputi I Kedaulatan Maritim, Kemenko Maritim Sumberdaya, Arif Havas Oegroseno. Dok.TEMPO/Arnold Simanjuntak
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Hubungan Indonesia –Cina  memanas.  Bermula saat Kapal Pengawas (KP) Hiu 11 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendeteksi  pencurian kapal ikan asing di titik 05°05,886'N. 109°07,046'E, di Laut Cina Selatan yang masuk ke dalam wilayah perairan Natuna, Sabtu,  lalu.  Meski diberi tembakan peringatan, KM Kway Fey tetap berupaya kabur dengan jalur zigzag hingga terjadi tabrakan.

Tiga awak KP Hiu 11 kemudian melompat ke kapal dan mengamankan delapan anak buah kapal KM Kway Fey dan menarik kapal. Dalam perjalanan, tiba-tiba datanglah kapal coast guard milik pemerintah Cina  lalu menabrak kapal Kway Fey yang sedang ditarik.  Indonesia memanggil duta besar Cina sebagai protes intervensi itu. Tetapi Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan kapal penjaga pantai hanya melaksanakan tugas menjaga kapal nelayan yang diserang di perairan perikanan tradisional mereka.

Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya,  Arif Havas Oegroseno menilai tindakan yang dilakukan Indonesia terhadap  kapal pencuri ikan asal Cina KM Kway Fey sudah normal dan sewajarnya. Menurutnya  perlakuan terhadap pelaku  pencari ikan secara ilegal dan tidak sah (illegal, unreported and unregulated fishing/IUUF) harus dilakukan melalui proses hukum.

“Terhadap pelaku IUUF prosedur yang dilakukan sudah normal sewajarnya, yaitu melalui due process of law. Tidak semua keputusan pengadilan memuaskan pemerintah Indonesia seperti kasus Hai Fa, tetapi sebagai negara demokrasi, kita harus mengikuti norma dan tata aturan,” kata Havas menjawab pertanyaan Tempo, 25 Maret 2015.

Adapun terkait  penabrakan kapal penjaga pantai Cina terhadap kapal Kway Fey,  menurut  mantan Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri itu,  perlu klarifikasi lebih lanjut. “ Tindakan ini melanggar The International Regulations for Preventing Collisions at Sea 1972 yang melarang kapal menabrak secara sengaja,” kata mantan Dubes RI untuk Belgia dan Luksemburg itu.

Meski begitu Indonesia mengharapkan insiden tersebut hanyalah kesalahan di tingkat petugas lapangan dan bukan merupakan desain yang lebih besar. Hal ini mengingat hubungan Indonesia dan Cina adalah kemitraan strategis multidimensi yang harus dijaga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Keamanan di kawasan Asia Pasifik jelas memerlukan hubungan bilateral yang kokoh antara berbagai negara penting di kawasan, termasuk Indonesia-Cina, Asean- Cina dan Cina-AS. Peristiwa ini merupakan suatu tes terhadap soliditas hubungan bilateral kedua negara,” kata Havas.

Meskipun Cina mengakui kedaulatan Indonesia atas kepulauan Natuna, menurut Havas, permasalahannya bukan di situ. “Persoalan kasus ini bukan klaim kepemilikan pulau. Memang benar bahwa kedaulatan Indonesia terhadap kepulauan Natuna diakui oleh masyarakat internasional, namun permasalahan kasus ini adalah klaim akan adanya "traditional fishing ground" yang tidak diakui oleh Konstitusi Hukum Laut Internasional Internasional UNCLOS 1982,” kata mantan Presiden Pertemuan UNCLOS tesebut. 

Menurut Havas, konsep "tradisional" dalam hukum internasional selalu disikapi dengan sangat hati-hati karena setiap negara bisa saja kemudian melakukan klaim terhadap berbagai hal atas dasar sejarah yang subyektif.   “Konsep ‘ground’ juga harus disikapi dengan hati-hati karena tidak ada lokasi yang jelas. Bagi Indonesia dan China sebagai Negara Pihak UNCLOS 1982 sangat penting untuk mematuhi dan melaksanakan isinya sebaik-baiknya. Tanpa menghormati UNCLOS 1982, kawasan Asia Pasifik bisa menjadi kawasan yang tidak aman,” tandasnya.

NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Siapkan Strategi Khusus untuk Redam Korea Selatan

6 jam lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Siapkan Strategi Khusus untuk Redam Korea Selatan

Shin Tae-yong mengantisipasi kemampuan set piece Korea Selatan menjelang laga perempat final Piala Asia U-23 2024.


Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

7 jam lalu

Pelatih timnas U-23 Indonesia, Shin Tae-yong. Kredit: Tim Media PSSI
Shin Tae-yong Waspadai 3 Pemain Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae-yong telah menyiapkan strategi untuk permainan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Piala Asia U-23: Shin Tae-yong Akui Bakal Kesulitan Hadapi Korea Selatan, tapi Tetap Incar Kemenangan

8 jam lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Piala Asia U-23: Shin Tae-yong Akui Bakal Kesulitan Hadapi Korea Selatan, tapi Tetap Incar Kemenangan

Shin Tae-yong mengaku tidak cukup senang dengan situasi Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.


Timnas U-23 Indonesia Kekuatan Penuh Lawan Korea Selatan, Erick Thohir Ingin Shin Tae-yong Beri Kemenangan

11 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Randy
Timnas U-23 Indonesia Kekuatan Penuh Lawan Korea Selatan, Erick Thohir Ingin Shin Tae-yong Beri Kemenangan

Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersyukur semua pemain yang diinginkan Shin Tae-yong bisa tampil pada laga Timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan.


Piala Asia U-23: Hadapi Korea Selatan, Shin Tae-yong Nilai Timnas Indonesia U-23 Lebih Diuntungkan

15 jam lalu

Shin Tae-yong memimpin latihan Timnas U-23 Indonesia di Dubai pada Selasa, 2 April 2024. PSSI
Piala Asia U-23: Hadapi Korea Selatan, Shin Tae-yong Nilai Timnas Indonesia U-23 Lebih Diuntungkan

Shin Tae-yong mengungkapkan ada dua faktor Timnas Indonesia U-23 lebih diuntungkan ketimbang Korea Selatan jelang perempat final Piala Asia U-23 2024.


Tajir Melintir, Ini 5 Seniman Peran Korea Selatan Keturunan Chaebol

18 jam lalu

Kim Tae Hee di drama Korea Hi Bye, Mama. Instagram/@tvdama.official
Tajir Melintir, Ini 5 Seniman Peran Korea Selatan Keturunan Chaebol

Seniman peran Korea Selatan berasal dari berbagai kalangan, termasuk dari keluarga chaebol yang tajir meintir.


5 Pemain Korea Selatan yang Bisa Rusak Pertahanan Timnas Indonesia U-23 di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

19 jam lalu

Para pemain Korea Selatan berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Jepang di Piala Asia U-23 2024. Twitter @afcasiancup.
5 Pemain Korea Selatan yang Bisa Rusak Pertahanan Timnas Indonesia U-23 di Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Simak lima pemain Korea Selatan yang harus diwaspadai timnas Indonesia U-23 di perempat final Piala Asia U-23 2024.


Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

19 jam lalu

Aktris Jun Ji Hyun. (Soompi)
Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.


Piala Asia U-23 2024: Sosok Hwang Sun-hong, Pelatih Korea Selatan U-23 yang Akan Dihadapi Shin Tae-yong

21 jam lalu

Pelatih Korea Selatan Hwang Sun-hong. Foto : AFC
Piala Asia U-23 2024: Sosok Hwang Sun-hong, Pelatih Korea Selatan U-23 yang Akan Dihadapi Shin Tae-yong

Hwang Sun-hong yang menjadi pelatih timnas U-23 Korea Selatan sejak September 2021 berhasil membimbing timnya ke perempat final Piala Asia U-23 2024.


Chaeyoung TWICE Genap 25 Tahun, Simak Profilnya

1 hari lalu

Chaeyoung TWICE. (Soompi.com)
Chaeyoung TWICE Genap 25 Tahun, Simak Profilnya

Chaeyoung TWICE merupakan rapper dalam girl band Twice. Ia lahir pada 23 April 1999 di Seoul, Korea Selatan.