TEMPO.CO, Yangon - Ikon demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, dinominasikan untuk bergabung dalam kabinet pemerintah baru Myanmar. Ini membuat tokoh veteran politik Myanmar itu menduduki pemerintahan resmi negara, meskipun sebelumnya dilarang menduduki kursi presiden.
Ketua parlemen, Mann Win Khaing Than, membacakan daftar anggota kabinet yang diusulkan Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD). Namun tidak menyebutkan secara spesifik posisi kabinet yang akan dipegang Suu Kyi.
Pemenang hadiah Nobel itu sempat berikrar bakal bernaung di bawah presiden terpilih, Htin Kyaw. Suu Kyi merupakan calon teratas dalam daftar menteri yang dibacakan ketua parlemen.
"Saya menyerahkan daftar nama mereka yang seharusnya menjadi barisan menteri, yang akan dibahas parlemen sebelum dipilih presiden," kata Khaing Than, seperti dilansir Guardian, Selasa, 22 Maret 2016. Parlemen diharapkan bakal bersidang untuk memilih jabatan kabinet pekan ini.
Pengamat politik dan media lokal mengatakan posisi yang kemungkinan diberikan kepada Suu Kyi adalah Menteri Luar Negeri. Nama-nama 18 menteri dari total 21 menteri tersebut diumumkan di ibu kota, Naypyidaw, pada Selasa dalam sidang parlemen yang berlangsung kurang dari 15 menit.
Putri dari revolusioner yang tewas terbunuh ini adalah satu-satunya wanita dalam daftar nama calon menteri. Lainnya termasuk Thein Swe, mantan tahanan politik; dan Naing Thet Lwin, etnis minoritas dari pihak National Sen.
Tiga kementerian utama secara otomatis akan diisi junta militer, yakni Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Urusan Perbatasan.
GUARDIAN | YON DEMA