TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengecam keras aksi teror di beberapa lokasi di Brussel, Belgia, pada Selasa, 22 Maret 2016, yang telah menyebabkan korban tewas dan luka-luka.
"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam kepada rakyat dan pemerintah Belgia, khususnya kepada korban dan keluarga korban," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, Selasa, 22 Maret.
Kedutaan Besar RI Brussel melaporkan bahwa dua ledakan telah terjadi di Bandara Internasional Brussel serta satu ledakan di stasiun metro, yang telah menyebabkan setidaknya 13 orang tewas dan puluhan orang luka-luka.
Berita Terbaru: Ledakan di Bandara Brussel
Hingga saat ini, tidak ada laporan adanya WNI yang menjadi korban dalam serangan teror tersebut.
KBRI Brussel terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit di Brussel untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai adanya kemungkinan WNI yang menjadi korban.
"KBRI Brussel juga terus berkomunikasi dengan berbagai komunitas Indonesia di Belgia dan mengimbau WNI di Belgia untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari wilayah-wilayah yang dapat menjadi target," tuturnya.
Berdasarkan catatan KBRI Brussel, saat ini terdapat 1.200 WNI di Belgia, di antaranya 400 WNI di daerah Brussel, yang terdiri atas mahasiswa dan pekerja profesional.
Indonesia kembali menegaskan bahwa aksi terorisme atau kekerasan dalam bentuk dan untuk alasan apa pun tidak bisa ditoleransi. Pemerintah Indonesia mengajak komunitas internasional meningkatkan kerja sama dalam mengatasi radikalisme dan melawan terorisme.
Warga negara Indonesia yang memerlukan informasi dapat menghubungi hotline KBRI Brussel di nomor +32 478957214 atau +32 478405728.
NATALIA SANTI