TEMPO.CO, Havana - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro, Senin, 21 Maret 2016, menjadi hari baru dalam sejarah Amerika Serikat dan Kuba setelah dua negara itu menjadi terbuka satu sama lain.
Kedua presiden bertemu di Revolusioner Palace dan langsung berdiri berdampingan serta saling berjabat tangan, sebelum akhirnya bersama-sama melangsungkan konferensi pers.
Dalam sesi tanya-jawab dengan wartawan yang berlangsung hampir 55 menit tersebut, Obama dan Raul Castro berdiri di podium di aula berdinding granit di depan bendera Kuba dan Amerika Serikat. Keduanya dihujani kritik, terutama setelah mereka berkomitmen untuk meneruskan normalisasi hubungan.
"Beri aku daftar para tahanan politik dan aku akan membebaskan mereka segera," kata Castro ketika ditanyai tentang pembangkang pemerintahnya yang ditangkap.
Adapun Obama, ketika ditanya mengenai kebijakan terhadap negara tersebut, mengatakan Kuba akan menentukan nasibnya sendiri. "Saya menegaskan bahwa takdir Kuba tidak akan diputuskan oleh Amerika Serikat atau negara lain," ujar Obama. "Kuba adalah negara berdaulat dan masa depan Kuba akan diputuskan oleh Kuba, bukan oleh orang lain."
Setelah konferensi pers tersebut, Obama mengatakan kepada ABC News bahwa Presiden Raul Castro menginginkan perubahan di negaranya. "Saya percaya Presiden Castro benar-benar ingin perubahan," tutur Obama, seperti dilansir ABC News, Senin, 21 April 2016.
Obama menambahkan, Kuba ingin mengambil kembali pangkalan militer Amerika Serikat di Teluk Guantanamo serta meminta agar embargo ekonomi terhadap Kuba segera dicabut. Pada kesempatan tersebut, Obama juga meminta agar para tahanan politik dari kubu oposisi pemerintah bisa dibebaskan.
Kehadiran Obama di Istana Presiden di Kota Havana tersebut adalah yang pertama sejak Calvin Coolidge tiba dengan perahu 88 tahun lalu. Perjalanan Obama ke Kuba terjadi 15 bulan setelah ia mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik di antara kedua negara. Tahun lalu, para pejabat Amerika Serikat bekerja untuk membuka kembali hubungan dengan Kuba. Termasuk adanya perjanjian penerbangan langsung.
ABC NEWS | NY TIMES | YON DEMA