TEMPO.CO, Brussel - Dua ledakan di bandar udara Brussel pada Selasa pagi, 22 Maret 2016, waktu setempat, menurut siaran televisi Belgia, VRT, menewaskan sedikitnya 13 orang. Selanjutnya, terdengar juga suara ledakan di stasiun metro di ibu kota Belgia, demikian ditulis kantor berita Reuters.
Kantor berita Belgia dalam siarannya mengatakan ada suara tembakan dan teriakan dalam bahasa Arab sesaat sebelum dua ledakan terdengar di bandara. Gambar-gambar yang ditampilkan media sosial menunjukkan asap mengepul ke atas dari gedung terminal melalui jendela yang kaca-kacanya hancur dan para calon penumpang berlarian menyelamatkan diri, bahkan ada yang mengepak barangnya.
Reuters melaporkan, semua kegiatan operasional transportasi publik di Brussel ditutup, sebagaimana pernah terjadi di London pada 2005, setelah sejumlah milisi menyerang angkutan bawah tanah yang menewaskan 52 orang.
Berita Terbaru: Ledakan di Bandara Brussel
Ledakan yang menghantam bandara dan stasiun metro itu terjadi empat hari setelah petugas keamanan Belgia menahan seorang tersangka yang diduga terlibat dalam serangan militan di Paris pada November 2015, yang menewaskan 130 orang.
Wartawan televisi British Sky News, Alez rossi, yang berada di bandara, mengatakan dia mendengar dua ledakan, "Suaranya sangat keras," katanya. "Saya dapat merasakan getaran gedung, disusul debu dan asap mengepul. Saya berlari menuju lokasi ledakan, banyak orang tampak linglung dan terkejut."
"Saya pikir ini semacam serangan teroris, tapi saya belum mendapat verifikasi oleh otoritas di bandara," ucapnya.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN