TEMPO.CO, Brussel - Setidaknya 23 orang tewas dan puluhan orang luka-luka akibat ledakan bom di Bandara Brussel. Ada serangkaian serangan teror melanda bandara dan stasiun metro dekat markas Uni Eropa. Saksi menggambarkan kejadian itu seperti kiamat.
Samir Derrouich, yang bekerja di sebuah restoran di bandara, mengatakan kepada MailOnline bahwa ada dua ledakan yang hampir bersamaan, yakni di meja check-in dan lokasi yang dekat dengan Starbucks. "Mengerikan. Darah berceceran di mana-mana. Rasanya seperti kiamat."
Ada dua ledakan bom yang mengguncang meja check-in American Airlines di Brussel sekitar pukul 08.00 (07.00 GMT). Seusai ledakan tersebut, darah dan potongan tubuh bercecer di mana-mana. Ledakan bom itu menghancurkan jendela dan merontokkan atap bandara.
Sekitar 90 menit kemudian, ledakan juga menghantam stasiun metro, hanya 400 meter dari markas Uni Eropa di pusat kota. Ada sepuluh orang yang dipastikan tewas di lokasi tersebut.
Berita Terbaru: Ledakan di Bandara Brussel
Ledakan ini terjadi hanya sehari setelah Menteri Dalam Negeri Belgia memperingatkan kemungkinan serangan balas dendam setelah penangkapan tersangka serangan Paris, Salah Abdeslam, pekan lalu.
Di terminal kedatangan, lantai debu mengepul tebal dan orang berdarah tertatih-tatih keluar dari bandara. Calon penumpang pesawat berlarian ketakutan menyelamatkan diri keluar dari terminal.
Pemadam kebakaran yang memasuki gedung menemukan perangkat yang belum meledak. Orang yang sudah melakukan check-in kemudian perlahan-lahan dievakuasi melalui pintu darurat. Mereka tetap diperiksa dan diminta meninggalkan semua tas yang ditenteng.
Penumpang pesawat dievakuasi menuju bus dan dibawa ke crisis center, yang cukup jauh dari bandara. Perempuan dan anak-anak didahulukan dalam evakuasi ini.
BERBAGAI SUMBER | ANTO