TEMPO.CO, Yerusalem - Ratusan warga Ethiopia-Israel turun ke jalan di Yerusalem setelah pemerintah membatalkan rencana mengizinkan keluarga mereka dari Afrika berimigrasi. Menurut mereka, kebijakan tersebut dianggap diskriminatif.
Polisi menaksir, jumlah peserta unjuk rasa pada Minggu, 20 Maret 2016, itu mencapai 2.000 orang. Polisi menjelaskan, demonstrasi itu berakhir di luar kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Hentikan penderitaan, hentikan diskriminasi, hentikan rasisme," teriak demonstran sambil membawa spanduk dengan bunyi yang sama serta foto keluarga mereka di Ethiopia.
Antaihe Cheol, 30 tahun, warga utara Israel, mengatakan ayah dan saudara laki-lakinya telah menunggu kesempatan untuk pindah ke Israel selama 20 tahun. "Ini benar-benar diskriminasi," ucapnya kepada kantor berita AFP.
Menurut rekannya, Ashebo, pemerintah Israel secara aktif memberikan kesempatan imigrasi pada kaum Yahudi dari Prancis, Amerika Serikat, dan Rusia. "Ketika ada permohonan dari Yahudi Ethiopia, pemerintah Israel menolak," katanya. "Ini memalukan."
Jumlah komunitas Ethiopia-Yahudi di Israel sekitar 135 ribu orang.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN