TEMPO.CO, Seoul - Korea Utara dikabarkan menembakkan rudal balistiknya di 800 kilometer lepas pantai timur Semenanjung Korea. Kepala Staf Kantor Militer Gabungan di Korea Selatan mengatakan rudal itu diluncurkan di wilayah dekat pantai barat, sebelah utara Pyongyang. Rudal terbang melintasi semenanjung dan menuju pantai timur pada Jumat pagi, 18 Maret 2016.
“Rudal itu diluncurkan sekitar pukul 05.55 waktu setempat, di dekat Sukchon, Provinsi Pyongan Selatan, dan terbang jarak 800 kilometer,” ujar Kepala Staf Gabungan Militer Gabungan di Korea Selatan seperti dilansir CNN, Jumat, 18 Maret 2016.
Militer Korea Selatan belum mengkonfirmasi jenis rudal itu. Namun diakui rudal itu mampu terbang dengan jarak 800 kilometer melebihi kemampuan rudal jarak pendek milik Korea Utara. Sedangkan kantor berita Korea Selatan menyatakan rudal yang diluncurkan itu diduga merupakan rudal jarak menengah jenis Rodong.
Pekan lalu, Korea Utara dikabarkan menembakkan dua rudal jarak pendek ke lepas pantai timur. Pemimpin Korea Utara Kim Jon-un memerintahkan negaranya untuk lebih banyak meluncurkan uji coba senjata nuklir dan rudal untuk meningkatkan kemampuan serangan.
Dua hari sebelumnya diberitakan bahwa Kim Jong-un mengatakan dalam waktu dekat Korea Utara akan kembali menjalankan tes ledak nuklir dan peluncuran rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Kantor berita Korea Utara melaporkan, Kim Jong-un mengatakan hal itu setelah mengawasi sendiri tes simulasi rudal balistik di atmosfer yang mengukur stabilitas struktur termodinamika bahan tahan panas yang baru dikembangkan.
"Kami menyatakan bahwa uji coba ledak nuklir dan uji coba beberapa jenis roket balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir akan dilakukan tidak lama lagi untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir," Korean Central News Agency (KCNA) melaporkannya seperti dilansir dari Wall Street Journal pada 15 Maret 2016.
Kim mengatakan tes nuklirnya akan meningkatkan kemampuan serangan nuklir Korea Utara. Laporan dibuat ketika ketegangan memuncak di Semenanjung Korea, menyusul adanya latihan militer tahunan bersama terbesar antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Utara kemudian mengeluarkan pernyataan untuk berperang hampir setiap hari, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjatuhkan sanksi.
CNN | ARIEF HIDAYAT