TEMPO.CO, Yangon - Parlemen Myanmar telah memilih Htin Kyaw, orang kepercayaan Aung San Suu Kyi, sebagai presiden baru Myanmar. Dia menjadi kepala negara pertama yang tidak berlatar belakang militer sejak 1960.
Pemilihan dilakukan pada 15 Maret 2016. Parlemen menetapkan tiga kandidat yang masing-masing diajukan oleh majelis tinggi parlemen, majelis rendah parlemen, dan militer.
Kandidat pertama adalah Htin Kyaw dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang dicalonkan majelis rendah parlemen. Htin adalah seorang penulis 70 tahun dan merupakan teman dekat Aung San Suu Kyi.
Berikutnya adalah Henry Van Thio, juga dari NLD, yang dicalonkan oleh majelis tinggi parlemen. Pria yang berasal dari minoritas etnis Chin ini juga sekutu dekat Suu Kyi.
Baca Juga: Gagal Mencalonkan Diri, Aung Suu Kyi Siap Menjadi Menteri
Terakhir, Myint Swe yang dicalonkan oleh militer. Dia adalah seorang pensiunan jenderal berusia 64 tahun yang dianggap dekat dengan mantan pemimpin militer Than Shwe.
NLD berhak mengusung dua calon setelah memiliki mayoritas kursi di dua majelis parlemen. Sedangkan militer, sesuai konstitusi, berhak mengusung satu calon setelah otomatis memiliki 25 persen kursi.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Htin Kyaw mendapatkan 360 suara dari 652 pemilih. Lima anggota parlemen tidak hadir saat pemilihan. Presiden baru diharapkan mulai berkantor pada 1 April 2016.
Belfast Telegraph dalam laporannya menyebutkan hasil pemilihan terbaru telah menjadi kemenangan kedua Suu Kyi. Kemenangan pertama terjadi saat partainya, NLD, memenangi pemilu November lalu. Hasil ini menjadi refleksi perjuangan panjang rakyat mewujudkan demokrasi di Myanmar.
REUTERS | BELFAST TELEGRAPH | MECHOS DE LAROCHA