TEMPO.CO, Ankara - Turki dirundung banyak masalah akhir-akhir ini. Selain didera sejumlah aksi kekerasan, negara ini menghadapi masalah munculnya sejumlah pesawat tanpa awak (drone) yang kerap mengganggu lalu lintas penerbangan sipil.
Tidak diketahui siapa pemilik drone itu. Jadi Turki mengambil keputusan menggunakan elang untuk menangkap drone yang mengancam keselamatan penerbangan.
"Masalah utama pada drone adalah tidak ada yang tahu siapa pemiliknya. Peraturan internasional terbaru mengharuskan drone untuk didaftarkan. Setidaknya kita akan mengenal drone yang terbang di atas kita," kata Kepala Direktorat Jenderal Otoritas Bandara Negara (DHMI) Serdar Hüseyin Yildirim, seperti dilansir Hurriyetdailynews.com pada Sabtu, 12 Maret 2016.
Menurut Yildirim, penggunaan elang merupakan metode paling efektif untuk meredakan ancaman terhadap lalu lintas penerbangan Turki. Elang dianggap tangkas saat menangkap drone. "Metode ini sekarang digunakan di Bandara Schiphol, Amsterdam. Kami sedang mengevaluasi ide ini untuk menerapkannya juga di bandara kami," ujarnya.
Para ahli menyatakan penggunaan drone harus diatur, bahkan untuk tujuan rekreasi sekalipun, karena dapat menimbulkan tabrakan dengan pesawat komersial. Sebelum beberapa kecelakaan serius terjadi selama Februari 2016, Asosiasi Angkutan Udara Internasional (IATA) menyerukan peraturan menggunakan elang segera disahkan.
HURRIYETDAILYNEWS.COM | MECHOS DE LAROCHA