TEMPO.CO, Canberra - Pemerintah Australia mengaku sangat prihatin atas penangkapan dua wartawan Australia di Malaysia. Kedua wartawan ini ditangkap setelah berusaha mempertanyakan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak terkait dengan tuduhan korupsi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop pada Senin, 14 Maret 2016, di Canberra. "Kami memberikan dukungan konsuler untuk kru ABC dan tentu saja mengangkat masalah ini pada tingkat yang sesuai dengan pemerintah Malaysia," kata Bishop, seperti dilansir Channel News Asia.
Wartawan dari Australian Broadcasting Corporation (ABC) untuk program unggulan jurnalisme investigasi, Four Corners, ditangkap di negara bagian Sarawak pada Sabtu malam setelah berusaha mendekati Najib di luar masjid.
Polisi Malaysia dalam sebuah pernyataan mengatakan pasangan itu ditangkap karena gagal mematuhi instruksi polisi untuk tidak melewati garis keamanan. Mereka dibebaskan dengan jaminan pada hari Minggu dan didakwa telah "menghalangi pihak berwenang dalam melaksanakan fungsi publik".
Sally Neighbour, produser eksekutif program terkait, menulis di Twitter bahwa wartawannya ditahan polisi Malaysia karena melaporkan skandal korupsi dan membantah tuduhan kesalahan atas nama mereka. "Wartawan kami melakukan apa yang dilakukan wartawan di negara-negara dengan kebebasan pers," tulisnya.
Neighbour menambahkan, reporter Linton Besser dan kamerawan Louie Eroglu telah mendapat kembali paspor mereka. Namun mereka belum diizinkan meninggalkan Malaysia.
Najib tengah menghadapi tekanan untuk mengundurkan diri sejak pertengahan tahun lalu atas tuduhan korupsi dana negara sarat utang 1Malaysia Development Berhad (1MDB), dan deposito ke rekening pribadinya senilai sekitar US$ 680 juta. Namun dia membantah melakukan kesalahan dan mengaku tidak menggunakan dana itu untuk kepentingan pribadi. Dia kemudian dibersihkan pada awal tahun ini dari setiap tindak pidana korupsi yang dituduhkan kepadanya.
Mantan pemimpin Malaysia, Mahathir Mohamad, mendorong agar Najib mundur awal bulan ini, menandai pergeseran politik seismik dengan bergabung tangan dengan musuh lama, termasuk Anwar Ibrahim yang dipenjara.
CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA