TEMPO.CO, Mogadishu - Militan Islam Somalia, al-Shabab, mengakui bahwa Amerika Serikat telah membobardir kawasan yang mereka kuasai. "Namun jumlah korban mencapai 150 orang sebagaimana disebutkan AS adalah angka yang dilebih-lebihkan," ujar mereka, Selasa, 8 Maret 2016.
Pentagon sebelumnya mengatakan kepada media bahwa jet tempur tanpa awak alias drone AS telah menggempur pusat pelatihan pada Sabtu, 5 Maret 2016, yang menewaskan 150 pejuang kelompok militan yang memiliki jaringan dengan al-Qaeda di negara Tanduk Afrika.
"AS membombardir sebuah area yang dikuasi oleh al-Shabab. Tetapi jumlah korban yang mereka sebutkan sangat berlebihan. Kami tidak pernah mengumpulkan 150 orang dalam satu titik demi alasan keamanan. Kami tahu langit di sini penuh jet tempur," kata juru bicara kelompok militer, Sheikh Abdiasis Abu Musab, kepada Reuters.
Dia tidak menyebutkan angka pasti atau memberikan keterangan lebih rinci mengenai serangan udara AS tersebut.
Menurut Pentagon, serangan udara yang dilancarkan AS menggunakan jet empur dan drone MQ-9 Reaper dengan target pusat pelatihan al-Shabab, "Raso". Fasilitas pelatihan ini berada di sekitar 120 mil atau 193 kilometer utara Ibu Kota Mogadishu.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN