Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pria India Jatuh-Bangun Ciptakan Mesin Pembalut Haid

Arunachalam Muruganantham, yang terobesi membuat penemuan untuk perubahan bagi perempuan di India. aljazeera.com
Arunachalam Muruganantham, yang terobesi membuat penemuan untuk perubahan bagi perempuan di India. aljazeera.com
Iklan

TEMPO.CONew Delhi - Ini adalah kisah seorang anak miskin di India selatan bernama Arunachalam Muruganantham yang membuat perubahan berarti di India. Berawal pada tahun 1998, anak seorang penjahit itu menyadari bahwa istrinya, Shanti, menggunakan kain bekas sebagai pembalut setiap haid atau menstruasi. Namun istrinya tidak pernah bercerita.

Muruga terkejut atas kenyataan bahwa banyak perempuan India miskin yang tidak mampu membeli pembalut saat mereka menstruasi. Dia lalu bertekad membuat pembalut bagi istrinya.  

Pada awalnya, ia membeli gulungan kapas dan membuatnya jadi potongan-potongan seukuran pembalut yang dijual di toko. Ia kemudian membungkusnya dengan lapisan tipis. Dia memberikan hasil karya itu dan meminta istrinya menguji.

Shanti ternyata lebih suka menggunakan kain bekas daripada pembalut buatan suaminya. Meski begitu, Muruga tidak putus asa. Ia bereksperimen dengan bahan berbeda. Namun dia dihadapkan dengan masalah lain. Dia mesti menunggu sebulan supaya istrinya dapat menguji hasil karya barunya.

Muruga juga membutuhkan relawan. Ia meminta mahasiswa kedokteran di universitas di dekat desanya. Beberapa dari mereka menguji pembalut buatannya. Namun, sayangnya, mereka terlalu malu memberi penjelasan atas hasil percobaan itu.

Tak puas, Muruga bertekad menguji sendiri pembalut tersebut. Dia membuat rahim menggunakan karet, mengisi dengan darah hewan, dan mengikatnya ke pinggul. Selang menghubungkan rahim buatan ke pembalut yang dipakainya. Saat menekan rahim, simulasi aliran menstruasi terjadi.

Sayang, ia mulai mencium bau busuk dan pakaiannya sering terkena noda darah. Tetangga yang melihat mengatakan Muruga sesat. Istrinya yang tidak tahan dengan gosip itu meninggalkan dia dan tinggal dengan ibunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun Muruga tidak menyerah. Dia tahu mengapa ia melalui semua itu. Selama penelitian, ia belajar bahwa hanya 10-20 persen dari semua gadis dan wanita di India memiliki akses pada produk kebersihan menstruasi yang tepat. Itu bukan lagi hanya tentang membantu istrinya. Muruga memiliki misi: menghasilkan pembalut murah untuk semua gadis dan wanita di negaranya.

Usaha tak kenal lelah selama dua tahun itu berbuah hasil saat dia akhirnya menemukan bahan yang tepat. Ia juga menemukan mesin yang mudah digunakan untuk memproduksi pembalut dengan harga murah.

Mesin impor berbiaya lebih dari US$ 500 ribu atau Rp 6,5 miliar, sementara mesin Muruga sebaliknya, hanya berharga US$ 950 atau Rp 12,4 juta.

Kini, sebagaimana dilansir dari laman Al Jazeera, kelompok atau sekolah mulai membeli mesinnya, membuat pembalut sendiri, dan menjualnya. Dengan cara ini, mesin Muruga telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi wanita di desa-desa di India. 

Dia memulai sebuah revolusi di negerinya sendiri, menjual 1.300 mesin untuk 27 negara bagian. Baru-baru ini, Muruga mulai mengekspor mesin buatannya ke negara-negara berkembang di seluruh dunia. Beberapa perusahaan menawarkan untuk membeli mesin tersebut, tapi ia menolak. Ia memilih menjualnya langsung ke kelompok swadaya perempuan.

Muruga telah menjadi salah satu pengusaha sosial India paling terkenal. Majalah TIME menyebutnya sebagai satu dari seratus orang paling berpengaruh di dunia pada 2014.
  
AL JAZEERA | MECHOS DE LAROCHA

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Ponsel Samsung Galaxy S23 Ultra Tercebur, Pejabat di India Ini Nekat Kuras Waduk

2 hari lalu

Waduk di Negara Bagian Chattisgarh, India, yang airnya dibuang demi selamatkan ponsel Samsung Galaxy S23 Ultra milik seorang pejabat. Indian Express
Ponsel Samsung Galaxy S23 Ultra Tercebur, Pejabat di India Ini Nekat Kuras Waduk

Seberapa jauh Anda harus bertindak demi ponsel Anda? Pejabat di India, pemilik ponsel Samsung Galaxy S23 Ultra, berikan jawabnya.


Profil Kareena Kapoor, Bintang Bollywood Nonton Langsung F1 Grand Prix 2023 di Monaco

2 hari lalu

Kareena Kapoor Khan. Instagram.com/@kareenakpoorkhan
Profil Kareena Kapoor, Bintang Bollywood Nonton Langsung F1 Grand Prix 2023 di Monaco

Kareena Kapoor aktris Bollywood turut hadir di F1 Grand Prix 2023 di Monaco. Ini profilnya.


Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas Rata-Rata Dunia, Sri Mulyani: Kalau Bisa Mempertahankan, RI Negara Maju

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN tahun 2024 dalam Rapat Paripurna ke-23 masa persidangan V tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 19 Mei 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas Rata-Rata Dunia, Sri Mulyani: Kalau Bisa Mempertahankan, RI Negara Maju

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai rata-rata 5,4 persen dalam 10 tahun terakhir.


Pejabat India Keringkan Bendungan Demi Ambil Handphone, Kini Kena Sanksi

4 hari lalu

Bendungan Baglihar di sungai Chenab.[India Today]
Pejabat India Keringkan Bendungan Demi Ambil Handphone, Kini Kena Sanksi

Pejabat di India diskors karena memerintahkan untuk mengosongkan bendungan demi mengambil handphone.


Harley-Davidson Rilis Motor Bermesin Kecil, Harga Mulai Rp 47 Juta

5 hari lalu

Harley-Davidson X440. (Foto: Rushlane)
Harley-Davidson Rilis Motor Bermesin Kecil, Harga Mulai Rp 47 Juta

Harley-Davidson merilis motor baru dengan nama X440 yang dipasarkan di India sebagai penantang Royal Enfield. Simak spesifikasinya di sini!


Kisah Shah Jahan membangun Taj Mahal, untuk Kenang Istrinya yang Wafat Saat Melahirkan Anak ke-14

6 hari lalu

Presiden Donald Trump dan ibu negara Melania Trump berpose saat mereka mengunjungi Taj Mahal yang bersejarah, di Agra, India, 24 Februari 2020. REUTERS / Al Drago
Kisah Shah Jahan membangun Taj Mahal, untuk Kenang Istrinya yang Wafat Saat Melahirkan Anak ke-14

Saat melahirkan anak ke-14, Mumtaz Mahal wafat, Kaisar Shah Jahan yang sedih membangun Taj Mahal untuk mengenang istrinya


Studi Ungkap Aktivitas Ciuman Pertama Kali Dilakukan pada 2500 SM

8 hari lalu

Ilustrasi berciuman. Shutterstock
Studi Ungkap Aktivitas Ciuman Pertama Kali Dilakukan pada 2500 SM

Catatan tertulis paling awal tentang ciuman romantis diklaim berasal dari teks Sanskerta Weda Hindu bertanggal sekitar 3.500 tahun lalu.


Akan Ditarik, Warga India Gunakan Pecahan 2.000 Rupee untuk Beli Mangga sampai Barang Mewah

8 hari lalu

Uang kertas rupee India 2000 di Jammu, 15 November 2016. REUTERS/Mukesh Gupta
Akan Ditarik, Warga India Gunakan Pecahan 2.000 Rupee untuk Beli Mangga sampai Barang Mewah

Bank sentral India menarik uang kertas 2.000 rupee atau setara Rp360 ribu dari peredaran, sehingga warga cepat-cepat membelanjakannya


Sebelum Diekspor, India Wajibkan Pengujian Obat Sirup di Laboratorium Pemerintah

9 hari lalu

Logo Marion Biotech. REUTERS/Anushree Fadnavis
Sebelum Diekspor, India Wajibkan Pengujian Obat Sirup di Laboratorium Pemerintah

India mengizinkan ekspor sirup obat batuk setelah pengujian wajib sampel di laboratorium pemerintah, menyusul kematian puluhan anak di Gambia


India Tarik Uang Kertas Pecahan 2.000 Rupee Menjelang Pemilu

12 hari lalu

Sorang pria menunjukan uang kertas pecahan 2000 rupee usai menukarkannya di sebuah bank di Jammu, India 11 November 2016. REUTERS
India Tarik Uang Kertas Pecahan 2.000 Rupee Menjelang Pemilu

India menarik uang kertas pecahan terbesar menjelang pemilu. Penarikan untuk menghindari parpol menimbun uang kertas dalam jumlah banyak.