TEMPO.CO, Tunis - Bentrok mematikan melibatkan petugas keamanan dengan sejumlah pria bersenjata pecah di Kota Ben Gardane, Tunisia, dekat perbatasan Libya, Senin, 7 Maret 2016. "Sebanyak 10 penyerang tewas," ucap juru bicara angkatan bersenjata Tunisia.
Militer menjelaskan, para pelaku melakukan serangan secara simultan terhadap barak militer dan pengawal nasional dengan senjata berat, termasuk roket peluncur granat. "Mereka juga mencuri satu ambulans."
Serangan terhadap petugas keamanan dan militer berlangsung di Ben Gardane terjadi sejak pekan lalu, setelah pejabat keamanan Tunisia mengatakan, "Ada kelompok teroris menyelinap ke dalam negara."
Pejabat yang tak disebutkan namanya itu mengatakan, aksi mereka itu menyusul serangan trhadap posisi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Libya. "Para militan dilatih di Libya, mereka kerap melakukan berbagai serangan ke Tunisia tahun lalu."
Wartawan Al Jazeera, Nazanine Moshiri, melaporkan dari Tunisia, Ben Gardane sebagai sebuah kota strategis untuk masuk ke gerbang Libya. Kota ini dapat pula menjadi pusat lalu lintas senjata dan penyelundupan barang setiap hari.
Baca Juga:
"Tunisia telah membangun pagar disepanjang perbatasan dengan Libya tetapi tidak bisa menghentikan gerakan serangan bersenjata yang datang dari Libya dan menyasar pasukan keamanan serta militer Tunisia," ucap Moshiri.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN