TEMPO.CO, Jakarta - Super grup legendaris, Rolling Stones, menggebrak Havana, Kuba, dalam sebuah konser di panggung terbuka pada 25 Maret 2016. Istimewanya, pementasan ini gratis dan akan menjadi pentas musik terbesar sejak revolusi Kuba pada 1959.
Stones mengumumkan hal ini pada Selasa, 1 Maret 2016. Pentas dilakukan 3 hari setelah kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Presiden Obama dan Presiden Kuba Raul Castro mengumumkan kedua negara akan menormalkan hubungan setelah perang dingin berlangsung lebih dari setengah abad.
Setelah revolusi 1959, Presiden Fidel Castro mengecam penampilan beberapa grup band dari barat, seperti Rolling Stones, The Beatles, dan Elvis Presley. Namun Fidel Castro menyesali sensor musik ini dan menghadiri acara pembukaan patung mantan pentolan The Beatles, John Lenon, di sebuah taman di Havana pada ulang tahun kematian Lenon, 8 Desember 2000. "Saya sangat menyesal tidak mengetahui sebelumnya," kata Castro kala itu.
Konser yang bersejarah itu diharapkan bisa menarik khalayak di negara, yang pemerintahnya menyensor kelompok musik yang dinilai menyimpang secara ideologis. Mereka akan tampil di Lapangan Ciudad Deportiva Havana, sebuah lapangan kompleks olahraga seluas 26 hektare.
Konser Stones menandai konser terbuka pertama di Kuba oleh kelompok dari Inggris ini. Sebelumnya, mereka akan tampil di beberapa negara Amerika Latin, seperti Peru, Brasil, Argentina, dan Meksiko, yang berakhir di Kota Meksiko pada 17 Maret 2016. “Kami telah tampil di banyak tempat khusus sepanjang karier kami, tapi acara di Havana akan menjadi peristiwa penting bagi kami dan semua teman-teman di Kuba,” demikian pernyataan resmi grup ini dalam situsnya, disertai foto empat anggotanya saat ini--Mick Jagger, Keith Richards, Charlie Watts, dan Ronnie Wood.
Kabar pentas Rolling Stones membahagiakan warga Havana. Seorang pemandu wisata di taman patung Lenon, Julio Garcia, bersukacita dengan kunjungan Stones. "Los Rolling di Kuba? Wow!" katanya. "Kami telah menunggu mereka di sini selama bertahun-tahun."
REUTERS|TELEGRAPH|DIAN YULIASTUTI